Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa ada seseorang yang benar-benar mengerjakan sholat, namun pahalanya hanya tercatat sebagian, mulai dari sepersepuluh hingga separuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sholat, khusyu, ikhlas, dan perhatian penuh dalam beribadah, memengaruhi besarnya pahala.

Menurut Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam Fadhilah Amal, maksud hadits tersebut adalah semakin seorang Muslim ikhlas dan khusyu dalam sholatnya, maka pahalanya akan semakin banyak. Ada yang memperoleh pahala sepersepuluh, seperempat, setengah, bahkan lebih dari setengah, tergantung kualitas sholatnya. Sebaliknya, ada pula yang sholatnya tidak mendapatkan pahala sama sekali karena kurangnya kekhusyukan dan ketulusan.

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Allah memiliki takaran khusus untuk menakar sholat fardhu. Jika ada kekurangan dalam takaran tersebut, seseorang akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat.

Selain itu, disebutkan bahwa yang pertama kali diuji dari diri manusia adalah khusyu dalam sholat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan bahwa akan ada masa ketika orang-orang sulit untuk mendapatkan khusyu dalam sholat, termasuk dalam sholat berjamaah.

Intinya, hadits-hadits ini menekankan pentingnya khusyu dan ikhlas dalam sholat. Bukan sekadar menunaikan rukun dan gerakan, tapi juga menghadirkan hati yang tenang dan fokus kepada Allah. Pahala sholat seseorang akan setimpal dengan kualitas kekhusyukannya.