www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
15:40 WIB - LSM AMATIR Sebut Ratusan Hektare Hutan Riau Dijadikan Perkebunan Sawit Ilegal, Kapolda Janji Tindak Lanjut | 15:26 WIB - Arzeti Bilbina Prihatin Dua Juta Anak di Indonesia Alami Gangguan Jiwa, Dorong Pemerintah Perkuat Kesehatan Mental | 14:57 WIB - Erdison SPd Resmi Jadi Plt Kadis Sosial PMD Kuansing, Awal Tugas Langsung Usulkan Pelantikan Pj Kades | 14:54 WIB - Karhutla di Desa Pancur Inhil Meluas Hingga 33 Hektare, BPBD Kirim Permintaan Bantuan Heli Water Bombing | 14:52 WIB - PN Pekanbaru Vonis 12 Terdakwa Kerusuhan PT Seraya Sumber Lestari, Penjara 1 Tahun 8 Bulan hingga 2 Tahun 6 Bulan | 14:49 WIB - Dua Halte TMP di Jalan Sudirman dan Arifin Ahmad Sudah Diperbaiki, Pemko Pekanbaru Gandeng Swasta
 
Orang-Orang Terpilih Dan Sesaji Di Balik Festival Bakar Tongkang Bagansiapiapi
Senin, 09-09-2024 - 13:16:18 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com- PEKANBARU - Bakar tongkang telah menjadi tradisi turun-temurun yang digelar masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

Tradisi bakar tongkang digelar pada bulan kelima tahun Tionghoa, hingga menjadi wisata budaya bagi diminati para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Festival Bakar Tongkang bahkan menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menurut buku “Makna Tradisi Bakar Tongkang Masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi” karya Nyoto, upacara bakar tongkang melibatkan orang-orang terpilih sebagai pendukung atau pelaksana ritual. Biasanya, orang-orang terpilih ini merupakan anggota komunitas Tionghoa di daerah tersebut.


Adapun orang-orang terpilih tersebut di antaranya:

1. Kitong/Thangki

Kitong atau thang-ki yaitu orang yang dirasuki roh atau dewa adalah orang yang dipercaya sebagai perantara komunikasi antara manusia dengan dewa. Mediator komunikasi dijalankan secara tidak sadar karena tubuh kitong hanya sebagai objek kerasukan semata. Kiting dianggap orang yang memiliki ilmu spiritual yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat biasa. Karena kitong dianggap sebagai orang yang terpilih dalam acara tradisi bakar tongkang go gue cap lak.

2. Pawang/ pemimpin upacara

Pemimpin adalah orang yang menentukan jalannya suatu aktivitas upacara dari sebelum hingga sesudah. Pemimpin upacara ini biasa disebut dengan lochu.


Selain itu, ada sesaji yang dipersembahkan khusus dalam Bakar Tongkang atau perayaan go gwe cap lak. Sesaji merupakan salah satu syarat yang terdiri dari benda atau makanan yang harus ada dan dihidangkan untuk suatu upacara, dan umumnya sesaji hanya dipakai pada saat upacara itu saja.

Sesaji atau syarat-syarat yang dipersiapkan untuk melakukan ritual tradisi bakar tongkang go gwe cap lak antara lain:

a. Thua-hio yaitu dupa berukuran besar umumnya memiliki diameter  3 inchi ke atas dengan panjang lebih 2 meter, yang dibakar dengan maksud untuk menjadi mediasi komunitas –penyampai doa dan ujar-ujar komunitas intrapersonal antara jemaah peserta bakar tongkang  go gwe cap lak dengan para dewa atau para leluhur.

b. Shoi-hio yaitu dupa yang berukuran kecil diameter 3 mili meter dan panjang kurang 40 cm, yang akan dibakar untuk menghasilkan asap yang dianggap sebagai media penyampai doa, ujar, ungkapan rasa syukur.

c. Cim-cua adalah kertas sembayang, kertas ini biasa melambangkan nilai mata uang. Kim-cua dibagi dua yaitu yang bernilai perak dan emas. Cim-cua memiliki nilai semiotik yang 

diinterpretasikan sebagai uang yang dimiliki manusia dan diberikan kepada leluhur atau dewa.

d. Thua Ang-cek lilin besar warna merah yang diartikan berguna memberikan penerangan bagi kehidupan manusia dengan menyertakan unsur magis momen go gwe cap lik

e. Shui ang cek, lilin kecil warna merah, memiliki fungsi sama dengan Thua Ang-cek, yaitu memberikan penerangan kehidupan manusia.

f. Te- thao,  kepala babi yang telah dimasak kecap, dipersembah untuk dewa dan para leluhur orang Tionghoa.

g. Pek-cam-khoi , ayam kukus putih, memiliki fungsi sama dengan Te-thao  sebagai sesaji untuk dewa dan para leluhur.

h. Single bebek panggang, persembahan untuk dewa dan para leluhur.

i. Huat-kue, kue bolu kukus dibuat dalam beberapa ukuran, dipersembahan untuk melambangkan kemakmuran.

j. Bakpao yaitu pao yang yang berisikan daging babi atau tidak berisi (polos) yang memberi interpretasi perkembangan dari kehidupan manusia.

k. Chiu, yaitu arak yang dipersembahkan kepada dewa dan para leluhur. Ciu dituangkan ke dalam cawan-cawan kecil berwarna merah dan diletakkan diatas meja bersama dengan sesaji lain, atau diletakkan di depan altar sembahyang.

l. Buah-buahan yang terdiri dari nanas yang melambangkan keberuntungan, apek yang melambangkan kedamaian. Dan jeruk yang dipercayai sebagai emas bermakna rezeki, kekayaan yang berlimpah. Buah-buahan ini diletakan begitu saja diatas meja, melainkan ditempatkan dahulu di piring-piring warna merah.

m. Thoo atau kiam, yaitu pisang dan pedang runcing yang digunakan untuk menusuk tubuh dan melukai/mengiris lidah thangi agar keluar darah. Darah ini dijadikan media untuk menerjemahkan kekuatan supranatural yang dimiliki dewa atau leluhur diberikan kepada manusia.

n. Bendera , ada dua macam bendera yang dipergunakan: bendera kain dan kertas dengan berbagai ukuran dan warna, melambangakan kebesaran dan kejayaan.

 Busana yang dikenakan Thangki khas saat upacara go gwe cap lak

Busana yang dikenakan thangka atau kitong waktu acara go gwe cap lak berbentuk daster sangat khas seperti tokoh-tokoh Kerajaan Tiongkok zaman dulu tetapi bagian atas Sebagian terbuka. Aksesoris lain seperti ikat kepala, celemek, sepatu, rantai dan lainya terkadang dipakaikan juga. Maksud yang ada pada festival Bakar Tongkang go gwe cap lak ketika pakaian yang dikenakan kitong atau tangkhi dapat diterjemahkan dengan multi makna oleh audience. 

Tetapi makna itu sebenarnya bermakna Tunggal karena adanya konvensi sosial untuk mempersepakatkan memberi arti bahwa pakaian thangka adalah sebagai lambang kebesaran seorang dewa yang merasuki tubuh manusia.(***)

Sumber: Riauonline



 
Berita Lainnya :
  • Orang-Orang Terpilih Dan Sesaji Di Balik Festival Bakar Tongkang Bagansiapiapi
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved