Google Siapkan Pusat Data di Luar Angkasa Melalui Project Suncatcher, Target Awal 2027
Jumat, 07-11-2025 - 15:51:01 WIB
Riau12.com-PEKANBARU – Google tengah menyiapkan langkah besar untuk membangun pusat data di luar angkasa pada awal 2027 melalui proyek ambisius bernama Project Suncatcher. Langkah ini dilakukan untuk menanggapi meningkatnya permintaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan kapasitas komputasi besar.
Perusahaan raksasa asal California, Amerika Serikat, menargetkan pemanfaatan energi surya untuk menjalankan pusat data orbit ini, sehingga dapat memangkas biaya operasional dan peluncuran roket. Google juga akan meluncurkan peralatan uji coba ke orbit sebagai tahap awal proyek tersebut.
Tim ilmuwan dan insinyur Google memperkirakan sekitar 80 satelit bertenaga surya akan ditempatkan di orbit sekitar 400 mil di atas permukaan Bumi. Setiap satelit dilengkapi prosesor berkinerja tinggi yang mampu menangani beban kerja AI secara efisien. Teknologi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan komputasi yang terus meningkat tanpa membebani infrastruktur darat.
Riset Google yang dirilis pada 4 November 2025 menyebutkan, biaya operasional pusat data di luar angkasa diperkirakan akan menyamai pusat data di Bumi pada pertengahan 2030-an. Selain itu, pusat data orbit ini dirancang untuk meminimalkan penggunaan sumber daya Bumi, seperti air dan lahan, dengan memanfaatkan pendinginan alami di luar angkasa. Panel surya yang digunakan dapat menghasilkan energi hingga delapan kali lebih efisien dibandingkan panel di darat.
Meski demikian, peluncuran roket tetap menghasilkan emisi karbon dioksida, dan kemungkinan astronom menentang proyek ini karena meningkatnya jumlah satelit dapat mengganggu pengamatan ruang angkasa. Data yang diproses di luar angkasa akan dikirim kembali ke Bumi melalui tautan optik berbasis cahaya atau laser.
Sejumlah perusahaan teknologi besar juga berlomba membangun pusat data baru. Elon Musk melalui SpaceX dan layanan internet satelit Starlink menyatakan niatnya membangun pusat data orbit, sementara Nvidia bersama startup Starcloud akan meluncurkan chip AI ke luar angkasa pada akhir bulan ini. Philip Johnston, salah satu pendiri Starcloud, menyebut energi terbarukan di ruang angkasa hampir tak terbatas dan biaya lingkungan hanya timbul saat peluncuran, sementara operasi pusat data dapat mengurangi emisi karbon hingga sepuluh kali lipat dibandingkan di darat.
Google menargetkan dua satelit prototipe pertama Project Suncatcher akan diluncurkan pada awal 2027, menandai tonggak pertama menuju AI berbasis ruang angkasa yang dapat diskalakan. Perusahaan menekankan, lokasi orbit ideal untuk pengembangan AI yang berkelanjutan dengan dampak minimal terhadap sumber daya di Bumi.
Dengan langkah ini, Google berharap dapat menciptakan pusat data masa depan yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu memenuhi permintaan komputasi AI yang terus meningkat secara global.
Komentar Anda :