Israel Gempur Lebanon Selatan, Hizbullah Balas Tegas Tolak Negosiasi: PBB Peringatkan Ancaman Gagalnya Solusi Damai
Jumat, 07-11-2025 - 13:59:30 WIB
Riau12.com-LEBANON – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Lebanon selatan pada Kamis, 6 November 2025. Serangan tersebut menargetkan sejumlah kota yang disebut militer Israel sebagai lokasi “infrastruktur teroris dan gudang senjata Hizbullah”.
Militer Israel dalam pernyataannya menegaskan bahwa serangan ini merupakan langkah untuk mencegah Hizbullah memulihkan kekuatannya pasca gencatan senjata yang dicapai tahun lalu. “Kami tidak akan membiarkan Hizbullah membangun kembali persenjataannya dan mengancam keamanan Israel,” kata juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, dikutip dari AFP, Jumat, 7 November 2025.
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam keras tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan besar terhadap kedaulatan negaranya. “Hampir setahun sejak gencatan senjata, namun Israel terus menolak solusi diplomatik dan memilih jalan kekerasan,” ujar Aoun dalam pernyataan resminya.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah sebelumnya dicapai pada November 2024 setelah lebih dari satu tahun konflik bersenjata di wilayah perbatasan. Namun, ketegangan kembali meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Israel menuduh Hizbullah kelompok bersenjata yang mendapat dukungan dari Iran berupaya memulihkan kekuatan militernya di selatan Lebanon.
Militer Lebanon menuding serangan udara Israel telah “merusak stabilitas Lebanon” dan menghambat pelaksanaan penuh kesepakatan damai yang seharusnya memungkinkan pasukan Lebanon dan penjaga perdamaian PBB mengamankan wilayah perbatasan selatan.
Sementara itu, Hizbullah menyatakan penolakannya terhadap upaya negosiasi dengan Israel. Dalam pernyataan publiknya, kelompok tersebut menegaskan, “Kami menolak segala bentuk perundingan politik dengan musuh dan akan terus mempertahankan hak kami untuk membela diri.”
PBB melalui juru bicaranya menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya eskalasi kekerasan di Lebanon selatan. Organisasi itu memperingatkan bahwa serangan terbaru dapat menggagalkan kemajuan menuju solusi politik dan diplomatik yang selama ini diupayakan oleh komunitas internasional.
Situasi di wilayah perbatasan kini dikabarkan semakin tegang, dengan warga sipil mulai mengungsi dari daerah rawan. Pengamat menilai, jika tidak segera dikendalikan, serangan ini berpotensi memicu konflik terbuka antara Israel dan Hizbullah, yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.
Komentar Anda :