www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Pemkab Siak Ajukan 3.059 Tenaga Non ASN untuk Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu | 15:50 WIB - PHR Zona Rokan dan Satgas Migas Tindak Tegas Masalah Lahan Duri Field demi Ketahanan Energi Nasional | 15:32 WIB - Komisi III DPRD Riau Soroti Pengusulan Irwan Nasir Jadi Komisaris Utama BRK Syariah | 15:21 WIB - Rupiah Menguat ke Rp 16.700 per Dolar AS, Mayoritas Mata Uang Asia Ikut Menguat | 15:11 WIB - Seleksi Terbuka Camat dan Lurah Pekanbaru, 169 ASN Lolos Administrasi dan Jalani Ujian Kompetensi | 14:49 WIB - APBD Kuansing 2026 Turun Drastis ke Rp 1,4 Triliun, Belanja Modal Dipangkas Setengah
 
Skandal Pelecehan Seksual Terbesar dalam Sejarah Pakistan
Takut Jadi Korban Pedofil, Pilih Dropout dari Sekolah
Minggu, 16-08-2015 - 12:09:59 WIB
Ilustrasi
TERKAIT:
   
 

RIAU12.COm-Pasca terungkapnya skandal pelecehan seksual terbesar dalam sejarah Pakistan, jumlah siswa yang dropout alias meninggalkan sekolah justru bertambah banyak.

"Sebagian besar siswa memilih tinggal di rumah dan tidak pergi ke mana-mana, termasuk sekolah. Rata-rata, orang tua merekalah yang meminta anak-anaknya tidak sekolah lagi," kata Muhammad Saeed, kepala sekolah salah satu SMA swasta di Punjab.
 
Pelecehan seksual terhadap anak, sebagian besar bocah lelaki, menjadi momok baru di Punjab. Khususnya di Hussain Khan Wala yang terletak di Distrik Kasur.

Kini semua orang tua menjadi lebih protektif terhadap anak-anak mereka. Sebab, kasus pelecehan seksual itu tidak muncul sendirian. Pemerasan dan penyalahgunaan narkoba mengiringi kejahatan keji tersebut.
 
Pelecehan seksual terhadap anak atau penculikan sebenarnya bukanlah fenomena baru di Pakistan. Tapi, pelecehan seksual dengan tujuan komersial seperti yang terungkap di Hussain Khan Wala itu membuat politisi geram.

Apalagi, sejauh ini, Pakistan belum punya rumusan hukum yang pasti dan kuat untuk menjerat dan membuat jera para pelaku kejahatan seksual.
 
Reham Khan, istri Chairman Pakistan Tehreek-i-Insaf Imran Khan, prihatin mendengar pelecehan seksual berulang yang terjadi pada anak-anak tersebut.
Kamis lalu (13/8) perempuan cantik itu menegaskan, pemerintah tidak perlu menyelidiki lagi kasus tersebut. Sebab, yang masyarakat inginkan saat ini adalah keadilan yang sebenar-benarnya.
 
"Jika pemerintah tidak mau menuntaskan kasus ini, artinya ada yang perlu ditelusuri. Sebab, sebenarnya pemerintah tidak perlu menggali bukti lagi. Sudah ada ratusan saksi dan sekitar 400 rekaman video yang membuktikan kejahatan mengerikan ini," paparnya.

Dia berharap para legislator di parlemen segera bertindak. Sebab, Pakistan butuh hukum anti pelecehan yang jauh lebih tegas. (int/r12)



 
Berita Lainnya :
  • Takut Jadi Korban Pedofil, Pilih Dropout dari Sekolah
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved