Kasus ini mencuat setelah tumpahan CPO ditemukan di sekitar dermaga PT Meridan Surya Sejati Plantation, kawasan industri Sungai Sembilan, Kota Dumai, dengan waktu kejadian sekitar 6 Maret 2025. Dugaan sementara, kebocoran terjadi saat kapal tanker MT Ginga Merlin melakukan proses loading ke PT Meridan Surya Sejati Plantation.

Jumlah CPO yang tumpah ke laut hingga kini belum diketahui lantaran pihak PT Meridan Surya Sejati Plantation belum memberikan keterangan resmi.

“Otoritas pelabuhan seperti KSOP Dumai harus segera menahan kapal tanker yang diduga sebagai penyebab tumpahan CPO,” ujar pegiat lingkungan Dumai, Ahmad Khadafi, Rabu (19/3/2025).

Khadafi juga menyoroti absennya pengaman laut saat insiden terjadi, termasuk tidak adanya pemasangan oil boom yang seharusnya menjadi prosedur wajib. Menurutnya, dalam video yang beredar, tidak terlihat upaya pencegahan pencemaran dengan oil boom, padahal langkah itu merupakan standar penanganan tumpahan minyak di laut.

“Meskipun tidak menimbulkan pencemaran serius, setiap tumpahan CPO tetap harus ditangani dengan baik. Tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Ia menekankan perlunya sanksi bagi pihak yang bertanggung jawab. “Harus ada sanksi, tidak bisa dibiarkan. Otoritas terkait memiliki kewenangan untuk memberi sanksi, tapi yang utama, tahan dulu kapal tanker MT Ginga Merlin,” tambahnya.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai mengaku baru mengetahui kejadian ini setelah dikonfirmasi oleh wartawan.

“Informasi ini akan kami tindaklanjuti dengan menurunkan petugas ke lapangan. Hingga saat ini, tidak ada laporan dari pihak perusahaan,” ujar Kepala DLH Dumai, Agus Gunawan. (***)

Sumber: Goriau