Salah
satu buktinya sampai saat ini, padi di Kecamatan Rimba Melintang
merupakan wujud dari kepedulian Pemerintah Kabupaten Rohil, karna di
daerah tersebut sebagai lumbung pangan beras di daerah ini yang memiliki
potensi untuk terus dikembangkan dalam menargetkan swasembaya beras di
Rohil. untuk mewujudkan program tersebut Pemkab Rohil melalui Sang
Bupatinya Suyatno menerapkan pola tanam dua kali setahun. sehingga tahun
ini swasembada beras di Rohil tahun ini optimis tercapai.
Kecamatan
Rimba Melintang sendiri merupakan salah satu kecamatan yang memiliki
potensi yang lebih dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang
ada di daerah ini dalam hal pengembangan potensi pertanian padi. Dimana
luas untuk persawahan di Kecamatan Rimba Melintang mencapai 70 persen
dari luas lahan persawahan yang ada di Kabupaten Rohil.
Sesuai
dengan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Rohil, kecamatan Rimba
Melintang memiliki potensi sawah kurang lebih sekitar 949.76 hektar,
atau hampir 70 persen dari total keseluruhan luas lahan sawah yang ada
di kabupaten Rohil yakni, 12,709.14 hektar.
Karena itu, tidaklah
mengherankan kalau kecamatan Rimba Melintang menjadi lumbung padinya
Kabupaten Rohil. Berdasarkan hasil panen dari tahun 2013 dan tahun 2014,
sangat memungkinkan hasil panen pada tahun 2015 ini bisa terealisasi
100 ribu ton pertahun. Apalagi tahun ini diterapkan pola tanam dua kali
setahun. Target tersebut cukup beralasan, pasalnya sekali panen dalam
tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 50 ribu ton.
Teks : Bupati Rokan Hilir ketika melakukan Panen Raya Padi di Rokan Hilir
Untuk
itu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rohil
guna meningkatkan hasil produksi pertanian yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat, salah satunya antara lain, saat ini Pemerintah
Kabupaten Rohil tengah mencanangkan kawasan pertanian dengan membuat
pusat padi.
Pasalnya, komoditas padi memiliki beberapa keunggulan
dalam pengembanganya yang tercermin dari nilai ekonomis tinggi dengan
potensi pasar/permintaan yang cukup besar dan dapat diandalkan sebagai
sumber pendapatan petani. Dengan menjadikan kawasan pangan sampai
mendunia, Pemkab Rohil mempercepat pembangunan kesejahteraan petani.
Untuk itu, guna meningkatkan hasil produksi yang lebih baik lagi, maka
saat ini Pemkab Rohil tengah melakukan penataan kawasan pertanian sentra
padi di desa tersebut.
Dengan adanya, penataan kawasan ini,
ditargetkan ke depannya hasil produksi padi ini dapat meningkat dengan
menerapkan sitem dua kali penananaman padi serentak selama setahun.
Bahwa sejak tahun 2014 ini sudah dilakukan sistem dua kali tanam
serentak secara menyeluruh, sehingga dapat menciptakan swasembada pangan
padi melalui menagement. Namun sejauh ini, perubahan iklim menjadi
kendala dalam meningkatkan hasil produksi padi. Pasalnya, tanamanan ini
membutuhkan kelembaban suhu udara yang baik. Dan masalah inilah yang
perlu ditata khususnya dalam penataan sistem pengairan sehingga program
dua kali tanam padi serentak ini dapat diwujudkan.
Berpijak
dengan asumsi itulah, yang membulatkan keyakinan Bupati Rohil H. Suyatno
bahwa target tersebut bisa terealisasi. Menurutnya, melalui penerapan
sistem dua kali tanam padi serentak dalam setahun ini, maka dirinya
menargetkan hasil produksi padi ke depannya sebesar 50 ribu ton untuk
sekali panen. Jadi, jika program dua kali tanam ini bisa di wujudkan,
maka dalam setahun bisa melakukan hasil produksi sebesar 100 ribu ton
pertahun.
"Rencana strategis pembangunan 2016 ini, kami tetap
memperhatikan sektor pangan, holtikultura dan sarana prasarana
pertanian, Jadi tahun 2016 ini merupakan langkah awal kita untuk
mewujudkan swasembada pangan khususnya beras di Rohil, sesuai dengan
keinginan dan arahan dari pemerintah pusat,"ujar Bupati
Untuk
mewujudkan target tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah strategis
untuk menambah target produksi. Salah satunya mensinergikan program
antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota melalui forum
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada.
"Jangka panjang
kita hanya memperkuat sektor pangan seperti padi, namun untuk sektor
lainnya seperti jagung dan kedelai, dan holtikultura dan peternakan
serta potensi unggulan lainnya yang akan dikembangkan juga," ucapnya
lagi
Sektor pangan jenis padi, Rohil saat ini produksinya sudah
bisa dikatan sangat bagus. tinggal untuk meningkatkan daya tanam yang di
lakukan dalam setahun. sehingga hasil yang di targetkan dalam setahun
akan sangat memuaskan
"Pemkab Rohil akan terus mendorong para
petani dalam mengembangkan pertanian. segala bantuan dan pokok pendukung
seperti Infrastruktur dan kualitas pertanian akan terus di tingkatkan.
sehingga para petani dalam pertanianya akan merasa senang,"terang Bupati
dengan bangga.
Namun demikian, Terkait pemenuhan kebutuhan beras
di Kabupaten rohil sendiri, bahwa di Kabupaten Rohil kebutuhan akan
beras tergolong cukup tinggi yakni mencapai 70 persen. Jumlah tersebut
sudah berada di atas rata-rata Provinsi Riau yang hanya 50 persen saja.
Sedangkan sisanya, kebutuhan beras di Kabupaten Rohil biasanya terpenuhi
dari Sumatra Barat.
"Dari hasil produksi beras di daerah ini,
kita baru memenuhi kebutuhan untuk daerah kisaran 70 persen, sementara
sisanya kita penuhi dari Sumbar. Namun jumlah 70 persen itu masih berada
di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja," terang Bupati
Suyatno seraya mengulangi.
Teks : Bupati Rokan Hilir, Suyatno saat melakukan panen jagung di Kecamatan Sinaboi
Karena
itu, Pemkab Rohil melalui Dinas Pertanian tak henti-hentinya terus
berupaya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian
khususnya padi yang menjadi tanaman unggulan masyarakat di daerah ini
khususnya Kecamatan rimba melintang, tidak itu juga kecamatan lainnya
juga di pokuskan seperti Kecamatan Sinoboi, Bangko, dan Pasir Limau
Kapas .
"Selain potensi padi, kecamatan lainnya juga memiliki
potensi lain yaitu terbentangnya ribuan hektar lahan persawahan dengan
kondisi tanah yang subur. seperti Kecamatan Sinoboi, Bangko, dan Pasir
Limau Kapas . Sehingga Tak dapat di pungkiri, dengan potensi yang
dimilikinya itu membuat Rohil pantas jika disebut sebagai pusat
penghasil gabah terbesar atau lumbung padinya daerah ini," ungkap
Bupati.
Lebih jauh dijelaskan, dengan sejumlah potensi yang
dimiliki kecamatan itu maka Dinas Pertanian terus melakukan berbagai
upaya dan terobosan-terobosan baru guna meningkatkan kualitas sekaligus
kuantitas hasil panen padi di daerah tersebut.
"Saat ini, saya
berharap agar masyarakat tidak berpikir untuk mengalih fungsikan lahan
pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Dengan kata lain, masyarakat
jangan begitu percaya terhadap asumsi dengan banyaknya hasil perkebunan
kelapa Sawit, karena perbandingan hasil produksi satu hektar sawah dan
satu hektar kebun kelapa sawit, maka hasil panen padi sawah jauh memadai
dari hasil panen kelapa sawit. Selain itu biaya operasional yang
dikeluarkan petani persawahan lebih sedikit dari biaya operasional kebun
kelapa sawit. Kira-kira perbandingannya 70 : 30 persen," katanya.
"Dari
luasan sawah tersebut sebagian besar indeks penanaman baru sekali
setahun IP 100 dan seluas 120 hektar sudah bisa IP 200 yaitu 75 hektar
di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, 25 hektar Desa Petodaan dan 20
hektar di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti. Khususnya di desa
Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar mempunyai sawah seluas 396 hektar,"
tegasnya.
Dalam upaya meningkatkan hasil produksi pertanian
tersebut terutama hasil padi (beras), Pemkab Pelalawan juga memberikan
sejumlah bantuan berupa alat - alat mesin pertanian (Alsinta) untuk
mengolah sawah seperti hand traktor, alat tanam, alat panen, bantuan
bibit unggul sampai melakukan pelatihan terhadap para petani.Sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat para petani.
Lebih
jauh dijelaskan Bupati Rohil, dalam melakukan pembangunan daerah harus
senantiasa selalu untuk berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Ucapan
terima kasih juga disampaikanya kepada masyarakat karena telah berperan
aktif dalam merialisasikan visi misi Kabupaten Rohil.
''Dulu
panen padi biasanya dilakukan setahun sekali, namun sekarang telah dua
kali dalam setahun. Dulu padi yang panennya hanya beberapa ton saja,
saat ini meningkat signifikan,''ungkapnya.
Didepan masyarakat
rimba melintang, Bupati menekankan agar masyarakat tidak tergiur dan
terpengaruh dengan jenis pertanian yang lain. Sehingga, bisa
meninggalkan profesi sebagai petani padi.
''Sebagai masyarakat
Pelalawan kita harus bangga karena daerah ini memiliki padi dengan jenis
varietas lokal yang mampu bersaing dengan benih unggul yang ada saat
ini. Karena itu, tantangan kita ke depan adalah bagaimana jenis varietas
lokal ini bisa diupayakan menjadi benih unggul dengan tidak
meninggalkan jenisnya,'' terang Bupati Suyatno mengakhiri.(Adv/hms/eri)