www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
13:07 WIB - Sholat Khusyu Menentukan Besar Pahala, Rasulullah Mengingatkan Agar Tidak Hanya Gerakan Tubuh | 12:00 WIB - Desa Pangkalan Jambi Dipilih Sebagai Calon Percontohan Anti Korupsi, Tim Penilai Kagum dengan Transparansi Desa | 11:54 WIB - Dua Warga Inggris Terpidana Narkoba Dipulangkan dari Indonesia, Pemulangan Berdasarkan Aspek Kemanusiaan | 11:34 WIB - BLTS Kesra Rp 900 Ribu Kembali Dicairkan November 2025, Total 35,46 Juta KPM | 11:22 WIB - Sepekan Terakhir, Sistem Keuangan Daerah Rohul Terganggu, Pemulihan Dipantau Kemendagri | 11:12 WIB - Pembangunan Posko 5 Tesso Nilo Terhambat, Massa Penolak Diduga Curi Material Proyek
 
Sengketa Lahan Pucuk Rantau, DPRD Kuansing Minta ATR/BPN Jelaskan Proses HGU PT KTBM
Selasa, 04-11-2025 - 11:16:58 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-TELUKKUANTAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuantan Singingi memanggil Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kuansing terkait konflik lahan antara masyarakat Kecamatan Pucuk Rantau dan PT Karya Tama Bakti Mulia (KTBM). Pemanggilan ini bertujuan untuk mendalami proses penerbitan hak guna usaha (HGU) hingga upaya penyelesaian sengketa lahan.

Rapat dengar pendapat digelar di ruang Komisi II DPRD Kuansing, Senin (3/11/2025) siang, dipimpin Wakil Ketua I DPRD Satria Mandala Putra dan Ketua Komisi II Fedrios Gusni. Hadir dalam rapat, Forum Komunikasi Masyarakat Pucuk Rantau, Camat Pucuk Rantau, kepala desa, tokoh adat, serta dari ATR/BPN Kuansing diwakili Guntur Nugroho, Kasi Pemetaan.

Masyarakat menyampaikan keluhannya terkait tindakan PT KTBM yang disebut memaksa mengambil alih lahan dan melaporkan warga yang menolak ke Polda Riau. Warga menegaskan bahwa kebun yang menjadi sengketa telah mereka kuasai jauh sebelum perusahaan hadir di Pucuk Rantau. Beberapa lahan yang disengketakan juga memiliki sertifikat hak milik (SHM). Masyarakat menambahkan, perusahaan sebelumnya, PT TBS, tidak pernah menimbulkan konflik serupa.

Guntur Nugroho menjelaskan bahwa HGU PT KTBM yang bermasalah adalah HGU nomor 2 tahun 2000, yang berlaku hingga 2035. Pemegang izin diwajibkan memperpanjang HGU lima tahun sebelum masa berakhir. Ia menambahkan, proses penerbitan HGU pada tahun 2000 dilakukan dengan keterbatasan teknologi sehingga menyebabkan adanya tumpang tindih dengan lahan warga saat ini.

Menurut Guntur, ketika badan usaha memperoleh HGU, mereka wajib menginventarisir lahan dan mengeluarkan fasilitas umum atau rumah warga dari HGU. Ia juga menekankan bahwa penyelesaian konflik bisa dilakukan melalui Gugus Tugas Reforma Agraria yang diketuai bupati, dengan kepala ATR/BPN sebagai ketua harian. Gugus tugas ini dapat memaksa pemilik HGU untuk melakukan pembaruan atau perbaikan hak guna usaha.




 
Berita Lainnya :
  • Sengketa Lahan Pucuk Rantau, DPRD Kuansing Minta ATR/BPN Jelaskan Proses HGU PT KTBM
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved