Pihak kepolisian mengambil peran aktif sejak evakuasi hingga pemakaman jenazah. Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi SH SIK MH, melalui Kapolsek Tebingtinggi, Iptu Daniel Bakara, memimpin langsung proses pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Jalan Pusara, Kelurahan Selatpanjang Timur, sekitar pukul 17.30 WIB.

Sebelumnya, jenazah dimandikan dan dikafani di RSUD Kepulauan Meranti pukul 16.00 WIB, kemudian disholatkan di Masjid RSUD pada pukul 16.45 WIB. Jenazah diantar ke TPU menggunakan mobil ambulans RSUD, dilanjutkan dengan doa bersama. Kehadiran pihak kepolisian dan pemerintah daerah menunjukkan sinergi dalam memastikan hak-hak terakhir warga terpenuhi meskipun tanpa keluarga.

Sarmidi, warga Madiun, Jawa Timur, merupakan seorang perantau yang bekerja sebagai pengumpul barang bekas. Ia tinggal sendiri di bekas gudang bengkel milik Tarmizi selama kurang lebih tiga tahun. Dalam tiga bulan terakhir, korban sering mengeluhkan sakit pada saraf, rematik, dan ginjal.

Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui Taufik Amala, tetangga korban. Saat kembali ke rumah sekitar pukul 13.00 WIB, ia melihat pintu kamar terbuka dan menemukan korban sudah tergantung menggunakan tali hijau. Taufik memanggil tetangga dan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

Anggota Polsek Tebingtinggi dan tim identifikasi Polres Kepulauan Meranti tiba di lokasi sekitar pukul 11.15 WIB untuk evakuasi dan membawa jenazah ke RSUD untuk pemeriksaan luar (Visum Et Repertum). Dokter menemukan tanda gantung diri, termasuk luka di leher, alur bekas ikatan tali, posisi lidah terjulur 2,5 cm, bercak air liur di baju, dan bercak air seni di celana. Barang bukti berupa tali hijau sepanjang 100 cm dan kursi plastik juga diamankan.

Pihak kepolisian menyimpulkan kematian Sarmidi akibat gantung diri yang menyebabkan kekurangan oksigen di otak. Korban diketahui telah lama hidup sendiri dan bercerai tanpa anak.