BMKG Pekanbaru Imbau Warga Waspadai Potensi Karhutla, Titik Panas Terpantau di 7 Kabupaten Riau
Riau12.com-PEKANBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru kembali mendeteksi kemunculan titik panas atau hotspot di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Pantauan satelit terbaru menunjukkan jumlah titik panas yang cukup signifikan, terutama di Provinsi Riau.
Berdasarkan data pada Jumat (7/11/2025), terdapat total 38 titik panas di seluruh Pulau Sumatera. Dari jumlah tersebut, 31 titik berada di Provinsi Riau, menjadikan provinsi ini sebagai wilayah dengan sebaran hotspot terbanyak. Sementara sisanya tersebar di Sumatera Barat sebanyak 5 titik, Sumatera Utara 1 titik, dan Sumatera Selatan 1 titik.
Petugas BMKG Stasiun Pekanbaru, Elisa JS Kedang, mengatakan Riau masih menjadi daerah dengan titik panas tertinggi di Sumatera. Di provinsi ini, hotspot terdeteksi di tujuh kabupaten, dengan sebaran terbanyak di Kabupaten Indragiri Hilir mencapai 13 titik. Berikutnya adalah Rokan Hulu 5 titik, Pelalawan 4 titik, Siak 4 titik, Kampar 2 titik, Rokan Hilir 2 titik, dan Indragiri Hulu 1 titik.
“Riau masih menjadi daerah dengan sebaran titik panas tertinggi di Sumatera berdasarkan pantauan terakhir,” ujar Elisa.
BMKG menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan hotspot ini untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Wilayah pesisir timur Riau menjadi salah satu daerah yang rawan terbakar, terutama pada musim kemarau yang cenderung panas dan kering.
Elisa juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, baik untuk membuka lahan pertanian maupun aktivitas lainnya, karena kondisi cuaca saat ini dapat memicu terjadinya kebakaran.
“Masyarakat diminta tetap waspada dan tidak melakukan pembakaran lahan. Setiap titik panas yang muncul bisa menjadi pemicu karhutla jika tidak segera diantisipasi,” kata Elisa.
Pemantauan hotspot ini dilakukan secara rutin oleh BMKG dengan dukungan teknologi satelit, sebagai upaya untuk meminimalisir risiko kebakaran hutan dan lahan yang dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
BMKG juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi, termasuk koordinasi dengan dinas pemadam kebakaran dan pihak kepolisian guna menindak aktivitas pembakaran yang melanggar aturan.
Langkah-langkah pencegahan ini dinilai penting mengingat potensi karhutla yang tinggi di sejumlah wilayah di Riau, terutama di daerah perkebunan dan hutan lindung. Pemerintah setempat terus menghimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan dan mematuhi larangan membakar lahan.
Komentar Anda :