www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Server Pajak Pekanbaru Diduga Diretas, Layanan Bapenda Lumpuh Tiga Hari | 15:51 WIB - Google Siapkan Pusat Data di Luar Angkasa Melalui Project Suncatcher, Target Awal 2027 | 15:40 WIB - LSM AMATIR Sebut Ratusan Hektare Hutan Riau Dijadikan Perkebunan Sawit Ilegal, Kapolda Janji Tindak Lanjut | 15:26 WIB - Arzeti Bilbina Prihatin Dua Juta Anak di Indonesia Alami Gangguan Jiwa, Dorong Pemerintah Perkuat Kesehatan Mental | 14:57 WIB - Erdison SPd Resmi Jadi Plt Kadis Sosial PMD Kuansing, Awal Tugas Langsung Usulkan Pelantikan Pj Kades | 14:54 WIB - Karhutla di Desa Pancur Inhil Meluas Hingga 33 Hektare, BPBD Kirim Permintaan Bantuan Heli Water Bombing
 
Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
Senin, 13-10-2025 - 14:46:04 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-YOGYAKARTA – Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di berbagai daerah di Indonesia menimbulkan kekhawatiran publik terhadap keamanan pangan di sekolah-sekolah.

Menanggapi hal ini, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Prof dr Tri Wibawa, membagikan langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat untuk menghadapi kasus keracunan makanan.

Menurut Prof Tri, penanganan awal yang paling penting adalah mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat muntah atau diare, agar tidak terjadi dehidrasi.

“Langkah terpenting dalam pertolongan pertama adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Jika masih muntah, minumlah sedikit demi sedikit. Jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa keracunan makanan disebabkan oleh masuknya kuman atau zat berbahaya melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Umumnya, gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare akan muncul beberapa jam hingga satu hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Sebagian besar kasus keracunan bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus, namun bisa menjadi serius jika tidak segera ditangani dengan benar. Menurutnya, bakteri seperti Salmonella sp. dan  Escherichia coli (E. coli) merupakan penyebab umum keracunan dengan mekanisme yang berbeda.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” jelasnya.

Prof Tri juga menegaskan bahwa demam yang muncul akibat keracunan merupakan reaksi alami tubuh untuk melawan infeksi, sehingga tidak perlu terlalu panik.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” pungkasnya.




 
Berita Lainnya :
  • Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved