www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Server Pajak Pekanbaru Diduga Diretas, Layanan Bapenda Lumpuh Tiga Hari | 15:51 WIB - Google Siapkan Pusat Data di Luar Angkasa Melalui Project Suncatcher, Target Awal 2027 | 15:40 WIB - LSM AMATIR Sebut Ratusan Hektare Hutan Riau Dijadikan Perkebunan Sawit Ilegal, Kapolda Janji Tindak Lanjut | 15:26 WIB - Arzeti Bilbina Prihatin Dua Juta Anak di Indonesia Alami Gangguan Jiwa, Dorong Pemerintah Perkuat Kesehatan Mental | 14:57 WIB - Erdison SPd Resmi Jadi Plt Kadis Sosial PMD Kuansing, Awal Tugas Langsung Usulkan Pelantikan Pj Kades | 14:54 WIB - Karhutla di Desa Pancur Inhil Meluas Hingga 33 Hektare, BPBD Kirim Permintaan Bantuan Heli Water Bombing
 
Beda Pandangan soal Data Subsidi LPG, Menkeu Purbaya dan MenESDM Bahlil Saling Ungkap Data
Sabtu, 04-10-2025 - 10:50:37 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA – Pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terkait harga keekonomian barang yang disubsidi negara, termasuk LPG 3 kilogram, memicu tanggapan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Kedua menteri saling menanggapi data subsidi LPG yang disampaikan dalam rapat bersama Komisi XI DPR, 30 September 2025.

Dalam rapat tersebut, Purbaya menyebut harga keekonomian LPG 3 kg sebesar Rp42.750 per tabung, sedangkan masyarakat hanya membayar Rp12.750, sehingga pemerintah menanggung Rp30.000 per tabung atau sekitar 70 persen dari harga keekonomian. Pola serupa disebut juga berlaku untuk listrik, solar, dan minyak tanah.

Purbaya menjelaskan, realisasi subsidi pada 2024 mencapai Rp80,2 triliun, dengan 41,5 juta pelanggan penerima manfaat.

Menanggapi hal itu, Bahlil menyatakan ada kekeliruan dalam data yang dipaparkan Menkeu.

“Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data. Ya mungkin (Purbaya) butuh penyesuaian, belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya,” kata Bahlil di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

Bahlil menambahkan bahwa data subsidi energi, khususnya LPG, masih dalam proses pematangan dan melibatkan kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menegaskan, BPH Migas selama ini mengawasi subsidi LPG yang nilainya sekitar Rp80–87 triliun per tahun.

Sehari kemudian, Purbaya menanggapi pernyataan Bahlil, menyebut perbedaan itu bisa muncul karena cara melihat data yang berbeda.

 “Salah data? Mungkin cara ngeliat datanya beda. Kan hitung-hitungan kadang-kadang kalau dari akuntan kan kadang-kadang beda caranya. Tapi saya yakin pada akhirnya besarannya sama juga,” ujar Purbaya saat kunjungan kerja di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).

Purbaya menegaskan, informasi yang ia sampaikan berdasarkan laporan stafnya dan menekankan bahwa perbedaan pandangan hanyalah soal metodologi penghitungan, bukan nilai nyata subsidi yang diberikan kepada masyarakat.




 
Berita Lainnya :
  • Beda Pandangan soal Data Subsidi LPG, Menkeu Purbaya dan MenESDM Bahlil Saling Ungkap Data
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved