www.riau12.com
Sabtu, 08-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Server Pajak Pekanbaru Diduga Diretas, Layanan Bapenda Lumpuh Tiga Hari | 15:51 WIB - Google Siapkan Pusat Data di Luar Angkasa Melalui Project Suncatcher, Target Awal 2027 | 15:40 WIB - LSM AMATIR Sebut Ratusan Hektare Hutan Riau Dijadikan Perkebunan Sawit Ilegal, Kapolda Janji Tindak Lanjut | 15:26 WIB - Arzeti Bilbina Prihatin Dua Juta Anak di Indonesia Alami Gangguan Jiwa, Dorong Pemerintah Perkuat Kesehatan Mental | 14:57 WIB - Erdison SPd Resmi Jadi Plt Kadis Sosial PMD Kuansing, Awal Tugas Langsung Usulkan Pelantikan Pj Kades | 14:54 WIB - Karhutla di Desa Pancur Inhil Meluas Hingga 33 Hektare, BPBD Kirim Permintaan Bantuan Heli Water Bombing
 
Salju Abadi Cartenz Akan Hilang 2026, KLHK: Alarm Keras Perubahan Iklim
Senin, 25-08-2025 - 16:00:08 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA – Puncak Cartenz di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, yang selama ini dikenal dengan salju abadinya, diprediksi akan kehilangan seluruh tutupan es pada 2026. Fenomena ini terjadi akibat pemanasan global yang kian mempercepat pencairan es di kawasan tropis tertinggi di dunia tersebut.

Peringatan itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hanif Faisol Nurofiq, dalam Forum Nasional Pekan Iklim Bali 2025, Senin (25/8/2025). Ia menegaskan bahwa meski berbagai negara, termasuk Indonesia, telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca, kenyataan di lapangan menunjukkan perubahan iklim bergerak lebih cepat dibandingkan upaya manusia.

“Kita lihat bahwa hari ini es di Puncak Cartenz telah mencair. Diproyeksikan oleh BMKG, es itu akan habis pada 2026,” ungkap Hanif secara virtual dari Denpasar.

Hanif mengingat kembali kunjungannya ke Cartenz pada 2023. Saat itu, tutupan salju masih menutupi lebih dari sepertiga puncak. Kini, hanya tersisa sedikit es di celah-celah batu gunung.
“Dulu masih meliputi sepertiga. Hari ini, es hanya tinggal di relung-relung batu,” tambahnya.

Menurut Hanif, hilangnya salju abadi di Cartenz merupakan alarm keras bahwa mitigasi perubahan iklim belum cukup signifikan. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya memperkuat langkah penurunan emisi gas rumah kaca yang nyata, bukan hanya sekadar wacana.

Berdasarkan data KLHK, pemerintah menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 23 persen pada 2035. Indonesia juga berkomitmen mencapai emisi bersih sektor hutan dan lahan (FOLU Net Sin) sebesar 140 Mt CO2e pada 2030, serta 304 Mt CO2e pada 2050.

Selain itu, pemerintah tengah mengembangkan mekanisme perdagangan karbon sebagai bagian dari strategi mendukung komitmen **Nationally Determined Contribution (NDC). Skema ini diharapkan dapat membantu mengantisipasi dampak perubahan iklim yang semakin nyata, mulai dari kekeringan, banjir, hingga peningkatan suhu global.




 
Berita Lainnya :
  • Salju Abadi Cartenz Akan Hilang 2026, KLHK: Alarm Keras Perubahan Iklim
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved