www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Server Pajak Pekanbaru Diduga Diretas, Layanan Bapenda Lumpuh Tiga Hari | 15:51 WIB - Google Siapkan Pusat Data di Luar Angkasa Melalui Project Suncatcher, Target Awal 2027 | 15:40 WIB - LSM AMATIR Sebut Ratusan Hektare Hutan Riau Dijadikan Perkebunan Sawit Ilegal, Kapolda Janji Tindak Lanjut | 15:26 WIB - Arzeti Bilbina Prihatin Dua Juta Anak di Indonesia Alami Gangguan Jiwa, Dorong Pemerintah Perkuat Kesehatan Mental | 14:57 WIB - Erdison SPd Resmi Jadi Plt Kadis Sosial PMD Kuansing, Awal Tugas Langsung Usulkan Pelantikan Pj Kades | 14:54 WIB - Karhutla di Desa Pancur Inhil Meluas Hingga 33 Hektare, BPBD Kirim Permintaan Bantuan Heli Water Bombing
 
Rupiah Tertekan ke Rp16.499 per Dolar, Ketegangan Politik dan Sosial Meledak Usai OTT Pejabat hingga Korban Jiwa Demo
Sabtu, 30-08-2025 - 08:43:46 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Jakarta, 29 Agustus 2025 – Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada akhir perdagangan Jumat (29/8/2025). Rupiah ditutup melemah 147 poin atau 0,9% ke level Rp16.499,5 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada saat yang sama, indeks dolar AS justru menguat 0,11% menjadi 97,92.

Sehari sebelumnya, Kamis (28/8/2025), rupiah sempat menguat tipis 15,5 poin atau 0,09% ke Rp16.352,5 per dolar AS. Namun, tekanan besar datang dari memanasnya kondisi sosial dan politik dalam negeri.
Analis mata uang, Ibrahim Assuaibi, menilai gejolak politik yang pecah sejak Kamis terus membayangi pasar. “Carut-marut ini membuat pasar sedikit apatis terhadap perpolitikan di Indonesia,” ujarnya.

Ibrahim menjelaskan, ketegangan dipicu sejumlah isu, mulai dari rencana pemerintah memberikan tunjangan perumahan bagi anggota DPR, hingga operasi tangkap tangan KPK terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan, yang juga dikenal sebagai aktivis 98 dengan slogan antikorupsi keras.

Situasi makin panas setelah muncul kabar adanya korban jiwa dalam aksi demonstrasi yang merebak sejak Kamis malam. “Kabar korban jiwa itu membuat kondisi demonstrasi semakin tereskalasi,” kata Ibrahim.

Selain faktor domestik, rupiah juga tertekan oleh sentimen eksternal. Data terbaru menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih pesat dari proyeksi pada kuartal II 2025. Selain itu, klaim tunjangan pengangguran di Negeri Paman Sam menurun, mencerminkan pasar tenaga kerja yang kuat.

Ibrahim menilai kombinasi faktor internal berupa ketidakstabilan politik dan sosial, serta faktor eksternal dari ekonomi AS, menjadi tekanan ganda bagi rupiah. “Birokrasi yang masih sarat kolusi dan nepotisme menambah kecemburuan di kalangan profesional, sehingga wajar ketimpangan semakin tajam dalam pemerintahan Prabowo–Gibran saat ini,” tambahnya.



 
Berita Lainnya :
  • Rupiah Tertekan ke Rp16.499 per Dolar, Ketegangan Politik dan Sosial Meledak Usai OTT Pejabat hingga Korban Jiwa Demo
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved