Letkol Suwarko Tanggapi Kontroversi Joget Anggota Dewan: Musik Jadi Simbol Semangat dan Kebersamaan
Riau12.com-JAKARTA – Di tengah sorotan publik atas aksi sejumlah anggota DPR dan MPR yang berjoget dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD pada 15 Agustus 2025, Letkol TNI Suwarko, Koordinator Orkestra Simfoni Praditya Wiratama Universitas Pertahanan, justru menilai momen tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap penampilan tim orkestra yang dipimpinnya.
Kesaksian ini disampaikan Letkol Suwarko dalam Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025). Menurutnya, reaksi spontan para peserta sidang yang berdiri, bernyanyi, bahkan menari kecil menunjukkan antusiasme dan penghargaan terhadap musik yang dimainkan.
“Bagi kami, sambutan seperti itu adalah bentuk apresiasi. Ada yang berdiri, ikut bernyanyi, bahkan menari kecil — itu membuat kami bangga, bukan tersinggung,” ujar Suwarko.
Ia menjelaskan, tim orkestra telah menyiapkan penampilan khusus dengan lagu bernuansa ceria dan penuh semangat untuk menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia. Karena tema lagu yang ceria, wajar jika suasana sidang menjadi lebih hidup dan interaktif.
Letkol Suwarko menegaskan bahwa ia tidak melihat adanya sikap tidak menghormati acara kenegaraan dalam aksi tersebut. Justru, interaksi hangat dari peserta sidang menjadi penanda keberhasilan tim orkestra menghadirkan energi positif.
“Tidak ada niat untuk melupakan situasi rakyat. Justru lewat musik kami ingin menyampaikan semangat kemerdekaan dan optimisme,” tambahnya.
Sidang MKD tersebut juga menghadirkan sejumlah saksi dan ahli, termasuk Deputi Persidangan Setjen DPR Suprihartini, Prof. Adrianus Eliasta, Dr. Satya Arinanto, Trubus Rahardiansyah, serta Wakil Koordinator Wartawan Parlemen Erwin Siregar. Sidang ini digelar untuk mendalami dugaan pelanggaran etik lima anggota DPR yang dinonaktifkan karena aksi joget dalam sidang kenegaraan itu.
Meski menjadi perbincangan panas di publik, Letkol Suwarko memilih melihat sisi lain dari peristiwa itu. Ia menegaskan, musik dan politik bisa bersanding untuk menghadirkan semangat kebersamaan dan energi positif, bahkan di ruang yang biasanya tegang.
“Bagi kami, momen itu bukan kontroversi, tapi bukti bahwa musik bisa menyatukan energi positif, bahkan di ruang politik yang biasanya tegang,” pungkasnya.
Komentar Anda :