Padahal, Parisman Ihwan sempat disebut-sebut mengantongi dukungan kuat dari mayoritas ketua DPD II Golkar kabupaten/kota yang memiliki suara penuh dalam Musda. Namun, menjelang penutupan pendaftaran, arah dukungan sejumlah DPD II mulai berubah dan dinilai belum solid.

Ketua DPD Golkar Pelalawan, Adi Sukemi, bersama beberapa ketua DPD II lainnya menegaskan bahwa mereka masih menunggu arahan resmi dari partai sebelum menyatakan dukungan.

“Kami menunggu instruksi dari DPP dan perkembangan terakhir sebelum menentukan sikap,” ujar Adi singkat.

Ketua Organizing Committee (OC) Panitia Musda Golkar Riau, Muhammad Yasmin, membenarkan bahwa Parisman belum mengajukan berkas pendaftaran.

“Pak Parisman tidak ikut daftar. Saya sudah konfirmasi langsung. Tapi masih ada waktu sehari lagi sebelum penutupan,” ujar Yasmin saat ditemui di Kantor DPD Golkar Riau, Jumat (17/10/2025).

Sementara itu, SF Hariyanto dikabarkan tidak memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana diatur dalam Petunjuk Pelaksana (Juklak) 02 Musda Golkar. Ia disebut terbentur beberapa ketentuan, di antaranya belum pernah menjadi pengurus DPD II, belum memiliki kartu tanda anggota (KTA) terbaru, serta belum memenuhi syarat minimal lima tahun menjadi kader Partai Golkar.

Meski dua figur tersebut batal mendaftar, dinamika politik menjelang Musda Golkar Riau masih berlangsung panas dan dinamis. Keputusan akhir terkait arah dukungan diyakini akan banyak dipengaruhi oleh Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, yang dikabarkan akan memantau langsung jalannya Musda.

Musda Golkar Riau sendiri dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 19 Oktober 2025, di Hotel Pangeran Pekanbaru. Hingga saat ini, empat nama telah mengambil formulir pendaftaran, yakni Ridwan GP, Afrizal Sintong, Yulisman, dan Karmila Sari.

Menjelang pelaksanaan Musda, suhu politik internal Partai Golkar Riau terus meningkat. Sejumlah pihak menilai peta kekuatan baru akan benar-benar terlihat pada hari pelaksanaan, saat dukungan riil masing-masing kandidat mulai terbuka ke publik.