www.riau12.com
Jum'at, 07-November-2025 | Jam Digital
10:07 WIB - Perebutan Lahan TORA Picu Bentrokan di Kampar, Polisi Dalami Dugaan Keterlibatan Pihak Luar | 10:05 WIB - Kepulauan Meranti Kekurangan Pengawas Sekolah, Hanya 9 dari Kebutuhan Ideal 20 Orang | 10:00 WIB - Markarius Anwar: 21 dari 29 Ruas Jalan Pekanbaru Sudah Dioverlay, Target Selesai Akhir 2025 | 09:59 WIB - Polisi Amankan Dua Pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin di Daerah Aliran Sungai Kuantan | 09:55 WIB - Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Cortisol Face, Kondisi Akibat Hormon Kortisol Berlebihan | 09:14 WIB - Pemerintah Setarakan Masa Tunggu Haji Jadi 26 Tahun, Keberangkatan Berdasarkan Urutan Nasional
 
Gelombang Demo Membesar, JK Sindir DPR: Rakyat Bisa Memaafkan Kebijakan Sulit, Tapi Tidak Penghinaan
Sabtu, 30-08-2025 - 09:47:22 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), angkat bicara terkait gelombang demonstrasi yang mengguncang Jakarta dan berbagai daerah sejak 25 Agustus 2025. Menurutnya, akar kemarahan publik bukan hanya soal tunjangan jumbo DPR, tetapi juga cara sejumlah anggota dewan merespons kritik dengan ucapan yang sembrono dan merendahkan rakyat.
“Jangan bicara asal-asalan, jangan menghina masyarakat. Inilah yang menjadi penyebab masalah,” tegas JK dalam keterangan resminya, Jumat (29/8/2025).
DPR Dinilai Gagal Membaca Situasi
JK menilai, sikap dan pernyataan sejumlah anggota DPR justru memperkeruh keadaan. Ucapan soal tunjangan rumah Rp50 juta per bulan hingga komentar kasar Wakil Ketua Komisi III, Ahmad Sahroni, yang menyebut seruan “bubarkan DPR” sebagai ucapan “orang tolol se-dunia”, disebut JK sebagai bensin yang menyulut api amarah publik.
“Seharusnya pejabat menahan diri. Demo ini harus jadi pelajaran besar,” ujarnya.
Minta Masyarakat Juga Menahan Diri
Meski menyoroti DPR, JK juga mengingatkan masyarakat untuk tidak larut dalam kemarahan hingga melumpuhkan aktivitas ekonomi. Ia menyinggung tragedi Affan Kurniawan, driver ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta, sebagai luka yang wajar memicu gelombang protes, namun harus tetap direspons dengan bijak.
“Kalau kota bergejolak, ekonomi berhenti. Pendapatan berkurang, kehidupan masyarakat makin berat,” kata JK.
Demokrasi Butuh Ucapan yang Menyatukan
JK menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya etika tutur kata dalam demokrasi. Menurutnya, rakyat bisa memaafkan kebijakan yang sulit, tetapi tidak akan melupakan penghinaan dari wakilnya sendiri.
“Masalah seperti ini berdampak ke semua orang. Karena itu, baik DPR maupun masyarakat, mari sama-sama menahan diri,” tandasnya.




 
Berita Lainnya :
  • Gelombang Demo Membesar, JK Sindir DPR: Rakyat Bisa Memaafkan Kebijakan Sulit, Tapi Tidak Penghinaan
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved