Keutamaan Sholat Dhuha, Sedekah Tanpa Harta yang Dicukupkan Allah Sepanjang Hari Selasa, 16/12/2025 | 14:54
Riau12.com-Sedekah tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk harta benda. Dalam ajaran Islam, sedekah memiliki makna yang sangat luas dan dapat dilakukan melalui berbagai amalan sederhana yang bernilai ibadah. Salah satunya adalah melalui sholat dhuha, yang memiliki keutamaan besar sebagai bentuk sedekah bagi seluruh anggota tubuh manusia.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Dzar RA. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa setiap pagi, setiap anak Adam memiliki kewajiban bersedekah atas setiap persendian dalam tubuhnya. Setiap bacaan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bernilai sedekah. Begitu pula ajakan kepada kebaikan serta mencegah kemungkaran, semuanya termasuk sedekah. Rasulullah SAW kemudian menegaskan bahwa seluruh kewajiban sedekah tersebut dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat sholat dhuha. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Pesan utama dari hadits tersebut menunjukkan bahwa sholat dhuha memiliki kedudukan istimewa. Sholat ini menjadi wujud rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat tubuh yang sempurna, khususnya persendian. Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 360 persendian, dan masing-masing membutuhkan sedekah sebagai bentuk syukur atas karunia tersebut.
Keutamaan sholat dhuha juga ditegaskan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Darda’ dan Abu Dzar RA. Rasulullah SAW menyampaikan firman Allah SWT yang menyeru manusia untuk menunaikan empat rakaat sholat di awal hari. Allah SWT menjanjikan bahwa dengan amalan tersebut, kebutuhan seorang hamba akan dicukupi sepanjang sisa harinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
Janji Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa sholat dhuha bukan hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi sarana pembuka keberkahan rezeki dan pemenuhan kebutuhan hidup. Sholat dhuha menjadi bentuk tawakal dan pengakuan seorang hamba bahwa segala kecukupan berasal dari Allah SWT.
Terkait waktu pelaksanaan sholat dhuha, para ulama menjelaskan rentang waktu yang dianjurkan. Anggota Fatwa Dar Al-Ifta Mesir, Syekh Mahmud Syalabi, menerangkan bahwa waktu sholat dhuha dimulai sekitar 20 menit setelah matahari terbit dan berakhir sekitar 10 menit sebelum masuk waktu Dzuhur.
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh ulama Al-Azhar, Yusri Gabr. Menurutnya, sholat dhuha merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang dikerjakan setelah matahari terbit sempurna dan meninggi, sekitar 20 menit setelah terbit, hingga sekitar 30 menit sebelum waktu tengah hari.
Larangan sholat pada waktu matahari terbit juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW bersabda agar umat Islam tidak melaksanakan sholat ketika matahari sedang terbit hingga meninggi, karena saat itu matahari terbit di antara dua tanduk setan dan menjadi waktu orang-orang kafir bersujud kepada matahari. Setelah matahari meninggi, barulah diperbolehkan sholat, karena sholat pada waktu tersebut disaksikan oleh para malaikat. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Melalui pemahaman ini, sholat dhuha tidak hanya menjadi ibadah sunnah semata, tetapi juga sarana sedekah, ungkapan syukur, serta jalan untuk meraih kecukupan dan keberkahan hidup. Amalan ringan di pagi hari ini menjadi kesempatan berharga bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang sederhana namun penuh makna.