www.riau12.com
Sabtu, 16-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Setelah Berhasil Raih WBK, Kini Polres Bengkalis Targetkan Predikat WBBM, Pemkab Beri Dukungan Penuh | 15:55 WIB - TKD Turun 29,3 Persen, Ketua DPD Sebut Lebih dari Setengah APBN Dialokasikan untuk Keperluan Daerah | 15:52 WIB - Peduli Palestina, Wali Kota Pekanbaru Galang Donasi di Masjid Al-Firdaus | 15:50 WIB - Kendati Sudah Makan Korban, Namun Jalan Lintas Bukitbatu-Dumai Tak Kunjung Diperbaiki, Anggota DPRD Bilang Begini | 15:41 WIB - Heboh PBB Naik, Pemprov Riau Ingatkan Pemda Lapor Saat Buat Produk Hukum Daerah | 15:29 WIB - KNIP Anugerahi Walikota Agung Penghargaan Bergengsi Sebagai Pemimpin Muda Kolaboratif dan Inspiratif
 
Dunia, Bagaikan Air Lautan
Sabtu, 23-01-2016 - 15:59:04 WIB

TERKAIT:
   
 

DUNIA, adalah tempat kita hidup. Menanam benih- benih kebaikan, agar kiranya di akhirat nanti kita punya bukti bahwa untuk bisa termasuk hamba-hambanya yang ikhlash, yang hanya beribadah dan menyembah pada-Nya. Tidak menyekutukan Dia dengan suatu apa pun.

Bukankah tujuan diciptakannya jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada serta tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun?

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku." [1]

Maka, hendaklah itu selalu diingat dalam setiap langkah hidup kita. Setiap hembusan nafas dan denyut nadi.

Jika diibaratkan sebagai seorang musafir, seringlah kita dengar bahwa dunia hanyalah 'tempat mampir minum' yang hanya digunakan untuk beristirahat dan menghilangkan kelelahan yang kita alami selama melakukan perjalanan.

Namun, terkadang ada orang yang terlena dengab dunia. Menganggapnya sebagai tempat tujuan terakhir. Hingga ia lupa bahwa akhirat lah sebenar-benar tempat kembali.

Direngkuhlah dunia dengan kedua tangannya. Namun, itu masih kurang. Dia merasa harus memiliki segala seauatu yang ada di dunia ini. Begitulah tabiat manusia, selalu merasa kurang, meski tangan telah penuh dengan apa yang diinginkan.

Begitu pula dunia ini, selalu menjadikan manusia merasa kurang dan kurang. Tiada kata cukup untuk menyudahi apa yang manusia lakukan.

"Ad-dunyaa, kalmaail maalih. Kullamaz daadat minhu syaroban, izdaadat athosyan. Dunia itu, seperti air asin. Semakin banyak kita meminumnya, maka kita akan semakin merasa haus," begitulah yang disebutkan dalam salah satu peribahasa Arab.

Memang benar, manusia tak akan merasa cukup atas apa yang dimilikinya di dunia. Jika manusia telah mendapatkan satu hal, maka dia akan menginginkan hal lain yang lebih besar dari apa yang didapatkan sebelumnya.

Padahal, dia tidak menyadari bahwa semakin dia menginginkan sesuatu yang lain dari dunia ini, maka dia akan semakin merasa kurang. Sepertihalnya kehausan karena meminum air yang asin.

Maka, ingatlah kembali tujuan penciptaan kita. Dan janganlah terlena atas gemerlapnya dunia.(islampos)



 
Berita Lainnya :
  • Dunia, Bagaikan Air Lautan
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved