Riau12.com - Beberapa bulan kedepan umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 2025.
Lantas banyak pertanyaan yang mucul soal puasa 2025 jatuh pada tanggal berapa.
Untuk menetapkan waktu jatuhnya bulan Ramadhan 2025, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat.
Sidang isbat diawali dengan pengamatan atau rukyatul hilal dan metode perhitungan atau hisab.
Lalu, kapan bulan puasa 2025 atau awal Ramadhan?
Awal pelaksanaan Ramadhan 2025 bisa diperkirakan dengan mengacu kepada kalender Hijriah 2025.
Salah satu kalender Hijriah yang dapat digunakan sebagai acuan Ramadhan 2025 adalah Kalender Hijriyah Global Tunggal 1446 H yang diterbitkan Muhammadiyah.
Berdasarkan kalender tersebut, 1 Ramadhan 2025 atau 1 Ramadhan 1446 Hijriah diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Muhammadiyah juga memperkirakan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah akan terlaksana pada Minggu, 30 Maret 2025.
Jika umat Islam mulai berpuasa sejak awal Maret, bulan Ramadhan 2024 diperkirakan tinggal sekitar lima bulan atau tepatnya 138 hari lagi, terhitung mulai Senin (14/10/2024).
Sama halnya dengan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret, sedangkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H pada 31 Maret.
Sementara itu, mengacu SKB 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, pemerintah juga telah menetapkan Idul Fitri 1446 Hijriah pada Senin, 31 Maret (1 Syawal) hingga Selasa, 1 April (2 Syawal).
Meski begitu, kepastian awal Ramadhan 2025 bergantung pada hasil sidang isbat Kemenag jelang bulan puasa.
Perbedaan awal puasa juga bisa terjadi antara hasil ketetapan pemerintah dengan keputusan bebepa organisasi Islam.
Ini terjadi akibat adanya perbedaan wilayah dan metode penentuan awal bulan Hijriah.
Dikutip dari laman Kemenag, Muhammadiyah menetapkan Ramadhan menggunakan metode hisab wujudul hilal.
Sementara, pemerintah menggunakan pendekatan hisab sebagai informasi awal penentuan Ramadhan dan metode rukyatul hilal sebagai konfirmasi.
Perbedaan metode ini dapat menyebabkan perbedaan awal dan akhir Ramadhan.(***)
Sumber: Tribunpekanbaru
Komentar Anda :