"Saya dengan Bang Abdul Wahid sudah keliling sejak 2018, khususnya di pulau-pulau Indragiri Hilir, kampung beliau. Dialah yang membawa saya ke pulau-pulau," kata UAS bercerita.

Selama tiga bulan masa kampanye sejak Agustus hingga November, UAS menyaksikan langsung kepribadian Abdul Wahid. "Selama berkeliling dari ujung Indragiri Hilir sampai Rokan Hilir, dia tidak pernah sekalipun marah. Emosinya sangat stabil," ungkap UAS.

Kestabilan emosi Abdul Wahid, menurut UAS, ternyata berasal dari amalan spiritual yang rutin dilakukan. "Saat saya menyarankan membaca Shalawat Nariyah di pondok-pondok, beliau mengungkapkan bahwa setiap hari Bang Wahid mengamalkan Shalawat Nariyah yang ijazahnya didapat dari gurunya saat di pondok di Sumbar," jelas UAS. Saat itulah UAS menyadari bahwa ketenangan dan kestabilan emosi Abdul Wahid dari zikir yang selalu diamalkanya.

UAS menceritakan pengalamannya saat perjalanan panjang dari Pekanbaru hingga Rokan Hulu. "Meski lelah setelah perjalanan panjang, saat diminta memberi sambutan di hadapan santri, Abdul Wahid tetap bersemangat walaupun santri ini bukanlah pemilih dalam Pilkada, Bang Wahid bercerita tentang perjalanan hidupnya sebagai yatim hingga menjadi politisi. Beliau membakar semangat santri agar santrilah yang mengisi jabatan-jabatan politik dan jabatan penting di negeri ini kedepan" tutur UAS.

UAS meyakini semangat yang ditunjukkan pasangan AWH-SFH berasal dari berbagai faktor. "Mungkin faktor usia, motivasi yang kuat dari dalam, doa almarhumah ibunya, atau karena amalan shalawat dan zikirnya. Kita hanya bisa melihat zahirnya, mudah-mudahan batinnya juga demikian," pungkas UAS.

Pengalaman mendampingi Abdul Wahid-SF Hariyanto selama masa kampanye membuat UAS optimis terhadap masa depan Riau di bawah kepemimpinan mereka jika terpilih nanti. "Baiklah hendaknya Riau ke depan. Insya Allah," cakap UAS.(***)

Sumber: Goriau