Ia mengatakan, sebanyak 1.373 porsi gulai dibagikan kepada masyarakat untuk memeriahkan HUT Kampar ke-75.

Menurut dia, pemecahan rekor ini merupakan tonggak untuk mempromosikan kuliner khas Kampar.

Ia mengharapkan, masyarakat semakin bangga dengan Gulai Ikan Salai Patin. 

"Kita berharap masyarakat jadi lebih bangga punya Gulai Salai Patin, supaya nanti terus berkembang," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu siang. 

Ia mengaku sempat membahas langkah promosi dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat acara Penganugerahan Rekor Dunia Gulai Salai Patin. 

"Yang jadi perhatian adalah daya tahannya. Bagaimana meningkatkan keawetannya, ini nanti yang perlu dicari caranya," katanya. 

Menurut dia, persiapan pemecahan rekor hanya berlangsung singkat.

 Ide itu muncul dalam pembahasan rangkaian kegiatan perayaan HUT Kampar.

Ide tersebut terinspirasi dari Tugu Patung Ikan Patin, Tapa, Toman di Bangkinang Kota yang baru dibangun.

Niat untuk memperkenalkan ikon Kampar di tugu itu ingin lebih digelorakan. 

"Saya bilang ke OPD dan camat, silakan kalau kita mau. Asal kita serius mempersiapkannya," ujarnya. Komunikasi dengan pihak MURI pun dibuka. 

Pihak MURI memberi syarat yang cukup banyak untuk dipenuhi. Bukan sekedar jumlah sajian, tetapi juga keutuhan, keaslian, dan keunikannya. 

Semula Kampar mengusulkan ikan bakar. Tetapi kategori jenis sajian itu sudah banyak memecahkan rekor di daerah lain.

"Akhirnya tiba-tiba kita baru ingat, ternyata ada Gulai Salai Patin," katanya. Lantas, pihak MURI mengingatkan agar Salai Patin yang disajikan harus utuh. 

"Satu ekor itu harus utuh. Nggak boleh kepalanya patah, atau bagian badannya yang lain nggak ada. Itu tadi dicek dan dinilai," ujarnya. (***)

Sumber: Tribunpekanbaru