Permaisuri Kesultanan Kadriah Pontianak Terpesona dengan Kerajinan Tradisional Riau
Riau12.com-PEKANBARU – Permaisuri Kesultanan Kadriah Pontianak, Tanaya Ahmad, mengunjungi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Riau pada Senin (6/1/2025). Dalam kunjungan tersebut, ia disambut oleh Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Riau, Zuliana Rahman Hadi, bersama jajaran pengurus Dekranasda.
Selama kunjungannya, Tanaya Ahmad terpesona dengan berbagai kerajinan tangan khas Riau yang mencerminkan keindahan dan keunikan seni budaya Melayu. Salah satu momen yang menarik perhatian adalah saat ia menyaksikan proses pembuatan kain songket Riau yang masih dilakukan secara tradisional.
“Saya sangat kagum melihat produk kreatif dari UMKM di Riau. Salah satu tas yang saya lihat langsung membuat saya jatuh hati karena desainnya modern, tetapi tetap mempertahankan unsur budaya. Heritage-nya tetap ada, vintage-nya terasa, namun tetap fashionable,” ungkap Tanaya Ahmad.
Dekranasda Riau: Mendukung UMKM dan Mempertahankan Warisan Budaya
Pj Ketua Dekranasda Riau, Zuliana Rahman Hadi, menyatakan bahwa Dekranasda berperan aktif dalam mempromosikan dan mendukung perkembangan UMKM di Riau.
“Kami menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memperluas jaringan pemasaran produk UMKM, menyelenggarakan bazar, serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha,” jelasnya.
Program pembinaan mencakup pelatihan keterampilan, manajemen usaha, dan akses permodalan guna meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Kesamaan Tradisi Melayu Riau dan Banjar
Tanaya Ahmad juga mencatat kesamaan budaya antara suku Melayu Riau dan Banjar. Keduanya memiliki motif dan ornamen kerajinan yang kaya akan makna filosofis.
Tenun Songket Melayu Riau: Menggunakan motif flora dan fauna, seperti bunga dan daun, yang melambangkan kehidupan harmonis masyarakat Melayu. Benang emas dan perak yang digunakan menunjukkan keindahan dan kemewahan khas Melayu.
Ukiran Rumah Adat Banjar: Menggunakan motif sarang wanyi dan nanas yang kaya simbolisme, seperti sarang wanyi yang diartikan sebagai sumber manfaat, seperti madu.
Kedua budaya ini juga memanfaatkan bahan alami dalam kerajinan mereka, seperti kayu ulin untuk ukiran khas Banjar dan benang tradisional untuk songket Melayu.
Peran Kerajinan dalam Kehidupan Sosial dan Adat
Kerajinan tradisional dalam kedua budaya tidak hanya menjadi hiasan, tetapi juga memiliki peran penting dalam upacara adat dan kehidupan sosial.
Songket Melayu Riau: Digunakan dalam pernikahan dan upacara adat sebagai simbol status dan penghormatan.
Rumah Adat Banjar: Dengan ukiran khasnya, menjadi pusat aktivitas sosial dan budaya dalam komunitas.
Kunjungan Permaisuri Tanaya Ahmad ke Dekranasda Riau menegaskan pentingnya kolaborasi antarbudaya untuk mempertahankan warisan seni tradisional, sekaligus memperkuat identitas budaya melalui seni kerajinan.(***)
Sumber: Goriau
Komentar Anda :