PASIRPANGARAIAN, Riau12.com - AK-1 atau lebih dikenal kartu kuning menjadi salah satu syarat dipenuhi pencari kerja dalam mencari pekerjaan, baik di perusahaan swasta atau perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Untuk mengurus kartu kuning, pencari kerja bisa mengurus secara manual di kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Rohul.

Selain itu, pencari kerja juga bisa membuatnya melalui online di website resmi Depnakertrans beralamat infokerja.depnakertrans.go.id‎.

Kepala Disosnakertrans Rohul Herry Islami melalui Kepala Seksi (Kasi) Penepatan Tenaga Kerja dan Informasi Tenaga Kerja Apriantoni mengatakan pembuatan AK-1 terbagi menjadi dua pelayanan, yakni secara manual dan secara online.

Dalam pembuatan AK-1 secara online, pencari kerja akan mendapat banyak keuntungan, seperti mendapatkan informasi kerja. Pasalnya saat pencaker hendak memasukan data ke website resmi Depnakertrans bisa melihat banyak info lowongan pekerjaan di seluruh Indonesia.

Pembuatan AK-1 secara manual, pencari kerja mendatangi langsung instansi terkait. Sedangkan pembuatan secara online juga lebih mudah. Meski sedang berada di luar daerah, pencari kerja cukup melampirkan persyaratan yang telah ditentukan saat pengambilan kartu AK-1.

Apriantoni mengakui sejauh ini baru 80 pencari kerja yang sudah terdata selama 2015 menggunakan online.

"Namun saat ini kita terkendala dengan jaringan. Kita tahu kalau di Rokan Hulu agak sulit jaringan dengan kecepatan 2 MB (mega bite) per detik," ujar Apriantoni di kantornya, Selasa (15/9/15).

Adanya pemberlakukan pembuatan kartu kuning secara online, seluruh perusahaan di Rohul diharapkan ikut berkontribusi, yakni menyediakan informasi lowongan pekerjaan di website resmi Depnakertrans.

Hingga September 2015, pencari kerja yang telah terdata di Disosnakertrans ‎Rohul ada sekira 433 orang. Untuk tingkat SLTA 150 orang, Diploma dua ada 5 orang, Diploma tiga ada 39 orang, Diploma empat hanya satu orang, S1 192 orang, dan S2 ada 2 orang.

"Saat ini pencari kerja kebanyakan tamatan Strata satu, dan tingkat SLTA. Sedangkan Strata dua masih tergolong rendah," tandas Apriantoni.(r12/rtc)