www.riau12.com
Kamis, 14-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Pemprov Riau Beri Peluang Pelamar Kategori R4 dan R5 Jadi PPPK Paruh Waktu | 15:59 WIB - Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Melesat 34 Poin, Berada di Level Rp 16.255 per Dolar AS | 15:51 WIB - Gagalkan Penyeludupan Narkotika di Bandara SSK II, Polda Riau dan Avsec Amankan 4,1 Kg Sabu | 15:35 WIB - Wabup Syamsurizal Targetkan Pemkab Siak Mampu Kelola 52 Persen Sampah | 15:26 WIB - Evaluasi Pilkada 2024, DPR RI Soroti PSU Berkali-kali di Riau | 15:20 WIB - Riau Fokus Siapkan 12.950 Bidang Tanah TORA untuk 2026
 
Sudah 71 Tahun, Sistem Pendidikan Indonesia Belum Memerdekakan Siswa
Jumat, 19-08-2016 - 08:33:44 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA - Semarak 17 Agustus masih dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Memasuki usia ke-71, tantangan yang akan dihadapi bangsa pun akan semakin besar, termasuk di bidang pendidikan.

Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan andal. Sayangnya, hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah. Sistem pendidikan di sekolah pun masih dinilai belum merdeka.

"Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah membangun kemandirian. Kemandirian itu sangat luas. Kemudian Paulo Freire mengungkapkan pendidikan adalah memerdekakan seseorang. Tan Malaka berpendapat bahwa pendidikan mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan. Sayangnya pendidikan yang seperti pendapat ahli tersebut tidak ditemukan di 71 tahun Indonesia merdeka," ujar Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, usai diskusi Redbons bertajuk 'Kontroversi Full Day School'.

Sebagai seorang guru, Retno mengungkapkan, selama ini siswa tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan di sekolah. Artinya, sistem pendidikan yang ada saat ini belum memerdekakan siswa.

"Contoh, dalam menyusun tata tertib saja tidak partisipatif. Setuju atau tidak, siswa diminta tanda tangan. Siswanya juga nurut disuruh tanda tangan. Ini semacam sudah budaya," paparnya.

Selain itu, guru dinilai juga masih belum bisa menempatkan diri mereka untuk berada di relasi yang sama dengan siswa. Akibatnya, ada raja kecil di kelas, yakni guru lebih tinggi posisinya dibandingkan siswa.

"Di sini kemudian terjadi penindasan, anak diancamnya dengan nilai. Padahal, sebenarnya guru dan siswa itu relasinya seimbang, yang membedakan adalah fungsi," tuturnya.

Retno juga menyatakan, anak-anak di sekolah masih belum punya keberanian untuk mengeluarkan pendapat. Bahkan, ketika mengetahui sekolahnya tidak transparan mereka tak mau melapor lantaran takut dikeluarkan.

"Untuk mengubah itu semua bisa dimulai dengan guru. Mindset guru harus diubah bahwa sekolah itu partisipatif, demokratis, dan menghargai perbedaan. Sekolah juga harus aman dan nyaman bagi siswa. Jika sudah terpenuhi itu semua, maka terciptalah pendidikan yang merdeka," tutupnya. (r12/okz)



 
Berita Lainnya :
  • Sudah 71 Tahun, Sistem Pendidikan Indonesia Belum Memerdekakan Siswa
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved