Maria Eleora Sunshine, Bocah 7 Tahun Asal Riau Peraih 18 Lebih Medali Matematika Internasional
PEKANBARU -Riau12.com - Di usianya yang baru menginjak tujuh tahun, Maria Eleora Sunshine telah melampaui pencapaian banyak orang dewasa. Siswi kelas 2 SD Stella Gracia School, Jalan Delima Kota Pekanbaru, Riau, ini telah mengumpulkan 18 medali dari berbagai ajang olimpiade Matematika tingkat internasional.
Maria adalah gambaran anak berbakat yang tak hanya cerdas, tetapi juga gigih. Di balik prestasi gemilangnya, ada perjuangan keras dan dukungan penuh dari keluarga.
"Di Jepang, Bulgaria dan Vietnam paling berkesan. Di Jepang pesertanya banyak, persaingannya berat, dan Maria berhasil masuk Top 3. Bulgaria dan Vietnam tempatnya cantik," cakap Maria dengan senyum malu-malu saat ditemui CAKAPLAH.COM, Kamis (16/1/2025).
Bocah perempuan berkulit putih kelahiran Pekanbaru, 28 Agustus 2017 tersebut dikenal sebagai anak yang sederhana, tetapi menyimpan semangat besar dalam memecahkan soal-soal matematika. Dalam sehari, ia bisa berlatih sekitar 30 hingga 60 menit untuk menyelesaikan 5 hingga 10 soal.
“Dia menikmati setiap tantangan. Seolah-olah ada bank soal di kepalanya. Dia seperti tahu untuk event di satu negara bentu soalnya berbeda dengan negara lain,” ungkap Elisabeth Serly, ibunda Maria.
18 Medali dari 12 Negara, Tanpa Kalah
Maria Eleora tidak pernah pulang tanpa medali dari setiap kompetisi internasional yang diikutinya. Dari Vietnam hingga Amerika Serikat, ia telah membuktikan bahwa anak Indonesia, khususnya Pekanbaru, bisa bersaing di level dunia.
Tercatat, Maria Eleora mengikuti 18 olimpiade tanpa pernah kalah. Seperti meraih medali emas pada Fermat Mathematical Olympiad (FMO) di Vietnam, dinobatkan sebagai Top 3 dan meraih medali emas di Asia Mathematics Olympiad (AMO) di Jepang. Ia juga pernah mengikuti American Mathematics Olympiads (AMO) di Amerika Serikat, dan dalam waktu dekat akan berangkat ke Dubai atau Korea Selatan setelah berhasil meraih emas di FISO Math.
Dalam catatan CAKAPLAH.COM, medali emas juga pernah diraih Maria pada ajang Mathematics Without Borders (MWB) di Bulgaria, Singapore Math Challenge di Singapura, Big Bay Bei Competition (BBC) di Hongkong, OSSBN Math di Indonesia, OS2N di Jakarta, IMC di Hongkong dan meraih Juara Umum Matematika, English, Sains dan Bahasa Indonesia pada International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) di Jakarta.
Sedangkan medali perak diraih Maria di SIMSO di Thailand, IMOCSEA di Bangkok, Thailand, TIMO di Chiang Mai, Thailand, dan ID MEC di Surabaya.
Saat ditemui CAKAPLAH.COM, anak ketiga dari pasangan Enos Hutauruk dan Elisabeth Serly itu, mengaku tengah bersiap mengikuti ajang Southeast Asian Mathematical Olympiade (SEAMO) di Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 18-19 Januari 2025 mendatang. Walau diselengagrakan di Malaysia namun event ini diselenggarakan oleh Singapura.
"Besok berangkat ke Kuala Lumpur mengikuti SEAMO di Kuala Lumpur City Centre," ceritanya.
Dia mengaku tidak merasa gugup meski akan bertemu banyak para siswa pintar dari berbagai negara di Malaysia nanti. Hal ini karena event serupa telah diikutinya berulang kali. "Enjoy saja," katanya dengan suara pelan.
Sementara itu, sang ibu, Elisabeth Serly, menceritakan Maria merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dua abangnya juga tergolong pintar dan menyukai Matematika dan Sains. Meski demikian kedua kakaknya itu termotivasi oleh sang adik yang berulang kali mencatatkan prestasi.
Lantas kapan bakat Matematika Maria mulai terlihat? Elisabeth Serly mengatakan bakat anaknya sudah terlihat sejak dia kelas 1 sekolah dasar ketika diikutkan pada OSN dan ternyata sang anak menyukainya.
"Sebenarnya dia sudah saya ajarkan membaca, menulis dan matematika sejak TK, tetapi ketika kelas 1 SD saya trial untuk olimpiade OSN dan dia mampu menyelesaikan soal. Setelah itu Maria terus berlatih," ceritanya lagi.
Menariknya, meski telah banyak mencatatkan prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional Maria masih berlatih di rumah hanya didampingi sang ibu tanpa guru pembimbing. Salahsatunya adalah dengan membelikan Maria buku-buku latihan dan mencari soal-soal tentang olimpiade Matematika di internet.
Setiap hari Maria berlatih dengan menyelesaikan setidaknya 5 hingga 10 soal. "Dia menikmati soal-soal yang dikerjakan setiap hari baik di rumah, di dalam kendaraan maupun ketika liburan. Kalau tidak berlatih seperti ada yang kurang," kata sang ibu lagi.
Walaupun memiliki bakat di bidang pelajaran yang dikenal dengan serius dan rumit, ternyata Maria tetap seperti anak-anak kebanyakan. Di sekolah Maria tetap bermain bersama teman-temannya seperti biasa. Begitu juga di rumah, pada waktu-waktu tertentu dia tetap bermain handphone dan menonton Tv, menjalani hobinya menari dan musik. "Ketika waktunya bermain, dia bermain bersama teman-teman. Tetapi ketika belajar dia akan belajar. Syukurnya dia menjadi motivasi bagi teman-temannya di sekolah," kata Elisabeth.
Bahkan Maria juga mengaku suka membuat konten untuk media sosialnya yang berisi tentang pengalaman dan berbagi ilmu kepada orang banyak. Konten berbagi ilmu dan cara menjawab soal dibagikannya melalui akun Instagram @mariasunshine62.
Harapan kepada Pemerintah
Prestasi yang telah diraih Maria Eleora Sunshine di tingkat internasional dari 12 negara yang diikutinya telah mengharumkan nama Pekanbaru, Riau dan Indonesia di mata internasional.
Namun di balik itu semua sang ibu menyadari besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mengikuti berbagai event di tingkat internasional. "Kalau ditanya soal biaya tentu besar sekali, seperti tiket pesawat dan akomodasi selama di luar negeri setidaknya delapan hari dalam setiap event. Tetapi ini tetap harus dijalani, demi masa depan sang anak," katanya.
Oleh sebab itu Elisabeth berharap ada perhatian dan pembinaan dari Pemerintah Kota Pekanbaru maupun Pemerintah Provinsi Riau. "Jujur kami berharap pemerintah daerah melirik Maria untuk dibina karena bibit di bidang Matematika sudah terlihat. Sebab sebagai orang tua kami juga memiliki keterbatasan juga, apalagi perjalanannya masih panjang, dia masih kelas 2 SD," cakapnya.
Di balik itu Elisabeth mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang terus memberikan support kepada Maria, termasuk memberikan dispensasi uang sekolah.
Meski telah membawa nama Indonesia ke panggung dunia lewat matematika, Maria ternyata punya cita-cita lain. “Saya ingin jadi dokter kecantikan. Matematika hanya sampingan,” ujarnya sambil tersenyum.
Maria Eleora Sunshine adalah bukti anak dari daerah juga mampu berbicara di tingkat dunia. Dari Pekanbaru, ia telah menginspirasi banyak orang.(***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :