Sebuah Asteroid yang Memusnahkan Dinosaurus di Bumi Ditemukan di Semenanjung Yucatan
Riau12.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan asal dari peristiwa yang menjadi titik balik dalam sejarah kehidupan di Bumi.
Sebuah asteroid yang diperkirakan memiliki lebar 10-15 km menghantam Semenanjung Yucatan, Meksiko, 66 juta tahun lalu, memicu bencana global yang memusnahkan sekitar tiga perempat spesies di dunia dan mengakhiri era dinosaurus.
Studi terbaru terhadap asteroid yang hancur berpuing-puing dan menyebar ini menunjukkan bahwa itu adalah jenis yang berasal dari luar Jupiter di tata surya bagian luar.
Berdasarkan komposisi puing-puingnya, asteroid yang menabrak Bumi itu adalah asteroid berkarbon atau tipe C. Dinamai demikian karena memiliki konsentrasi karbon yang tinggi.
Studi tersebut mengesampingkan kemungkinan bahwa asteroid yang menabrak itu adalah sebuah komet.
"Sebuah proyektil yang berasal dari pinggiran tata surya telah menentukan nasib dinosaurus," kata ahli geokimia Mario Fischer-Gödde dari Universitas Cologne di Jerman, penulis utama studi yang diterbitkan pada Kamis (15/8/2024) di jurnal Science.
Dampak tumbukan asteroid ke Bumi pada akhir periode Cretaceous tersebut menimbulkan kawah Chicxulub, seluas 180 km, dan sedalam 12 km. Lapisan tanah dari tumbukan tersebut kaya akan logam termasuk iridium, rutenium, osmium, rhodium, platinum, dan paladium yang langka di Bumi tetapi umum di asteroid.
Para peneliti mempelajari rutenium, khususnya, rasio isotopnya yang terdapat di lapisan tanah liat. Isotop adalah atom dari unsur yang sama dengan massa yang sedikit berbeda karena perbedaan jumlah partikel subatomik yang disebut neutron. Rutenium memiliki tujuh isotop, dengan tiga di antaranya sangat penting dalam temuan ini. Rasio isotop rutenium cocok dengan asteroid karbon lainnya yang diketahui.
"Rutenium menunjukkan komposisi isotop yang berbeda antara material tata surya bagian dalam dan luar," kata ahli geosains dan penulis studi, Steven Goderis dari Vrije Universiteit Brussel di Belgia.
Asteroid tipe C, salah satu objek tertua di tata surya, adalah jenis asteroid yang paling umum, diikuti oleh asteroid tipe S yang berbatu dan asteroid tipe M yang lebih langka. Perbedaan komposisi di antara asteroid muncul dari seberapa jauh asteroid tersebut terbentuk dari matahari.
"Asteroid tipe C merupakan sisa penyusun planet gas dan es di tata surya bagian luar, sedangkan asteroid tipe S merupakan penyusun utama planet terestrial seperti Bumi" di tata surya bagian dalam, kata Fischer-Gödde.
Menurut Fischer-Godde, setelah terbentuk di tata surya bagian luar, asteroid itu kemungkinan besar kemudian bergeral ke dalam dan menjadi bagian sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter. Kemudian entah bagaimana terlempar ke arah Bumi, kemungkinan karena tabrakan.
"Semua meteorit yang jatuh ke Bumi, yang merupakan pecahan dari asteroid tipe C dan tipe S, berasal dari sabuk asteroid. Jadi, tampaknya kemungkinan besar asteroid ini juga berasal dari sabuk Jupiter," kata Fischer-Gödde.
Para peneliti menganalisis sampel dari asteroid lain yang berasal dari 37 juta hingga 470 juta tahun lalu, dan menemukan bahwa semuanya bertipe S.
Dinosaurus telah lama menguasai daratan tetapi punah setelah dampak tersebut. Tumbukan tersebut juga memusnahkan reptil terbang yang disebut pterosaurus, reptil laut besar dan kehidupan laut lainnya termasuk banyak spesies plankton.
Mamalia berhasil bertahan hidup, yang memungkinkan makhluk berbulu ini mendominasi daratan dan menyiapkan panggung bagi kemunculan spesies manusia sekitar 300.000 tahun yang lalu.
"Saya pikir tanpa kebetulan kosmik akibat dampak asteroid ini," kata Fischer-Gödde.
"Kehidupan di planet kita mungkin akan berkembang sangat berbeda,” tutupnya.(***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :