www.riau12.com
Sabtu, 16-08-2025 | Jam Digital
13:45 WIB - DPRD Pekanbaru Dibuat Geram, Tiang Wifi Bertuliskan TLKM Ditanam di Dalam Saluran Air, Diduga Milik Telkom | 13:43 WIB - Dugaan Korupsi Perawatan Halte dan Subsidi TMP Dilaporkan ke Kejaksaan Agung, Seret Nama Kepala UPT Trans Metro Pekanbaru Sarwono | 13:42 WIB - Dukung Kelancaran Operasional SKK Migas di Riau, Gubernur Riau Bentuk Satgas | 13:41 WIB - Pansus DPRD Pekanbaru Nilai Ranperda Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Cacat Substansi, Ini Alasannya | 13:39 WIB - Kualitas Animasi Dikritik, Film Merah Putih One For All Batal Ditayangkan di Jaringan Bioskop Cinepolis Indonesia | 13:03 WIB - 277 Eks THL RSD Madani Pekanbaru Mulai Tempati Sembilan OPD
 
22 Tahun Berkuasa, Akhirnya Presiden Gambia Kalah Pemilu
Sabtu, 03-12-2016 - 14:17:43 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com - BANJUL - Setelah 22 tahun berkuasa, akhirnya Presiden Gambia Yahya Jammeh kalah dalam pemilu. Banyak warga di luar negeri yang takut untuk pulang bersorak sorai atas hasil perhitungan suara pada Jumat 2 Desember 2016 pagi itu.

Jammeh kalah dari pesaingnya, Adama Barrow dengan perolehan 46 persen banding 37 persen. Melansir New York Times, Sabtu (3/12/2016), ketika hasil itu diumumkan, rakyat sontak berpesta di jalan dan menyebut-nyebut momentum ini sebagai era baru di Afrika Barat. Mereka juga terdengar tak henti-hentinya menyerukan slogan, "Satu Gambia, satu cinta, satu keluarga."

Mahkota kepala negara jatuh ke tangan Jammeh pada 1994. Kekuasaan itu didapatnya melalui kudeta militer. Saat berhasil menduduki posisi itu, Jammeh bersumpah akan menjadi Presiden Gambia sampai 1 miliar tahun lamanya jika Tuhan menghendaki.

Hasil pemilu kali ini seolah menandakan Tuhan tak lagi berpihak padanya. Nama Jammeh menjadi termahsyur setelah dia mengklaim bisa menyembuhkan penyakit AIDS dengan ramuan tradisional, berdoa dan sebuah pisang.

Di samping itu, aktivis hak asasi manusia di Gambia memandangnya sebagai penguasa yang lalim. Presiden Jammeh pernah dikecam atas ancamannya untuk memenggal kepala kaum homoseksual, serta menyerukan agar setiap penyihir diburu dan dibunuh. Jammeh juga terkenal suka menangkap dan menuntut para jurnalis dan oposisinya ke meja hukum.

Sedikitnya dua pengunjuk rasa dari kubu oposisi meninggal dalam penahanannya. Salah satunya adalah sekretaris pengorganisasian Partai Nasional, Solo Sandeng. Ia dipukuli sampai mati di Lembaga Intelijen Nasional pada April lalu.

Kekalahan Jammeh adalah fenomena langka di Benua Hitam. Sebab kebanyakan pemimpin di negara tersebut dibiarkan berkuasa terlalu lama, tetapi tidak memajukan negaranya. Rakyat tetap hidup dalam kemiskinan, sementara keluarga presiden semakin kaya.

Pemimpin-pemimpin Afrika lain diprediksi tinggal menunggu waktu untuk dilengserkan. Meskipun mereka bersumpah ingin tetap menjabat sampai akhir hayatnya. (oz)



 
Berita Lainnya :
  • 22 Tahun Berkuasa, Akhirnya Presiden Gambia Kalah Pemilu
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved