Salahkan Korban Pemerkosaan, Majalah Singapura Dikecam
Selasa, 15-11-2016 - 12:18:02 WIB
Riau12.com - SINGAPURA - Majalah remaja terkenal di Singapura menuai kecaman setelah kolumnisnya menyebut korban pemerkosaan sebagai naif dan beruntung bahwa pacarnya memakai kondom saat melakukan hubungan badan dengannya. Para pembaca kesal, karena si kolumnis dianggap telah memberikan saran yang justru berbalik menyalahkan korban.
Awal kisah bermula dari sebuah surat yang diduga dikirimkan seorang remaja kepada majalah tersebut. Selanjutnya, surat berisi curahan hati pembaca itu dikelola dan dijawab oleh sang pengurus rubrik, Kelly Chopard.
Melansir Independent, Selasa (15/11/2016), penulis menceritakan pengalamannya kepada Chopard karena merasa tidak tahu lagi ke mana harus mengadu. Dia berharap bisa mendapatkan saran yang mencerahkan dari majalah tersebut.
Gadis X ini mengaku, suatu hari dia berbohong kepada orangtuanya demi bisa menginap di rumah pacarnya tanpa pengawasan. Untuk pertama kalinya, dia minum anggur, berciuman dan bermesraan dengan kekasihnya.
Ia mabuk bukan kepayang, sampai-sampai menerima begitu saja saat pacarnya mulai menelanjangi dia dan menidurinya. Bahkan dia tidak begitu mengingat adegan intim tersebut.
Hingga keesokan paginya, dia terbangun di atas ranjang tanpa sehelai pakaian pun dan pacarnya juga berada dalam kondisi seperti itu terbaring di sampingnya. Perempuan itu kaget, tetapi si pria hanya mengatakan, "Wow! Aku tidak tahu kalau kau masih perawan, sayang!"
Kisah ini ditanggapi dingin oleh Kelly. Menurutnya, korban sendiri yang salah karena bersikap seperti perempuan yang sudah sering bergaul bebas. Seharusnya, dia tahu akibatnya jika pergi ke rumah seorang pria sendirian apalagi sampai bermalam.
"Saya tidak menyalahkan si pria yang berpikir bahwa Anda sudah tidak perawan. Karena Anda memang berlaku seperti perempuan yang sudah sering diajak," ujarnya.
Jawaban ini yang diikuti dengan judul, "Diperkosa Setelah Berbohong pada Ibu", lantas membuat geram publik Negeri Singa. Mereka menyebutnya sebagai saran yang tidak pantas dan tercela.
"Dengan mempublikasikan saran seperti ini, sama saja dengan mengatakan bahwa Anda dapat memaafkan tindak pemerkosaan. Anda jelas sudah menyalahkan korban," tukas seorang pembaca, Sara Janelle, melalui akun Facebooknya.
Seorang pengguna lain bernama Leila Lucks menimpali, "Tidak selayaknya, tindakan seorang pria mengambil keuntungan dari seorang perempuan dibenarkan. Sebab dalam hal ini dia dibiarkan mabuk dan pingsan. Jawaban Anda adalah contoh nyata mengapa para korban pemerkosaan takut meminta bantuan.'
Terkait kasus ini, pihak redaksi dan Kelly Chopard sudah menerbitkan surat permohonan maaf. Kelly menerangkan, dirinya hanya bermaksud mengatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya.
"Saya ingin semua orang tahu bahayanya mengirim sinyal yang salah. Saya minta maaf, karena tidak ada niat sedikit pun untuk menyalahkan korban ayau menyebabkan kesan bahwa pemerkosaan bisa diterima. Tidak ada yang lebih menyesalkan peristiwa yang menimpa perempuan itu dibanding saya sendiri," balasnya. (oz)
Komentar Anda :