www.riau12.com
Sabtu, 16-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Kebijakan Lama, DPRD Dorong Revisi Perda PBB yang Lebih Proporsional dan Tak Merugikan Rakyat | 15:55 WIB - Tim Kemensos Tinjau Persiapan Sekolah Rakyat di Rohil Riau | 15:50 WIB - 6 Kilometer Jauhnya Polres Kuansing Menyisir Rawa, Akhirnya Penambang Emas Ilegal Berhasil Dibekuk | 15:41 WIB - Serentak di Pekanbaru dan 16 Kota Lainnya, Generali Health Cities Tawarkan Pemeriksaan Gratis | 15:34 WIB - Bupati dan Forkopimda Bengkalis Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden, Jelang Peringatan HUT RI Ke-80 | 15:20 WIB - Upaya Konservasi di Kawasan Mak Teduh Berhasil, Flora dan Fauna Terpantau Bertambah
 
Disebut "Anak Pelacur", Obama Batalkan Pertemuan dengan Duterte
Selasa, 06-09-2016 - 11:19:25 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-MANILA - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama membatalkan rencana pertemuannya dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte setelah ia menyebut pemimpin Negeri Paman Sam itu sebagai "anak pelacur". Kedua pemimpin itu dijadwalkan untuk bertatap muka untuk pertama kalinya pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Laos pekan ini.

Juru bicara Gedung Putih yang dilansir Sky News, Selasa (5/9/2016) mengatakan pertemuan tersebut dibatalkan setelah Duterte menghina Obama.

Hinaan itu dilontarkan Duterte saat memberikan komentar kepada reporter mengenai pertemuannya dengan Obama Senin kemarin. Rody, sapaan akrab Duterte mengatakan akan mencaci Obama jika yang bersangkutan memulai pembahasan mengenai hak asasi manusia (HAM).

"Anda (Obama) harus bersikap hormat. Jangan hanya melemparkan pertanyaan. Son of a whore (Anak pelacur), saya akan mencacimu di forum (internasional) itu," ujar Duterte saat itu.

Ini bukan pertama kalinya kata tidak senonoh dan kasar itu digunakan Duterte ketika berbicara di depan publik dan menyebut seseorang. Sebelumnya, julukan "anak pelacur" juga sempat dialamatkan Duterte kepada Duta Besar (Dubes) AS untuk Filipina Phillip Goldberg bahkan kepada pimpinan umat Katolik sedunia Paus Fransiskus.

Sedikitnya 2.400 nyawa melayang dalam waktu dua bulan setelah The Punisher, julukan untuk Duterte, resmi dinobatkan sebagai presiden pada 30 Juni. Korban jiwa sebanyak itu tak lain adalah hasil operasi militer untuk memberangus pengedar narkoba yang menolak menyerahkan diri ke kantor polisi.

Kebijakan ini banyak menuai kritik dari para aktivis HAM, dunia internasional, bahkan intitusi keagamaan. Namun, semua itu tidak dipedulikan Duterte yang merasa bahaya dari narkotika jauh lebih besar dan penting untuk ditindaklanjuti.

Melalui pertemuan bilateral yang direncanakan pekan lalu, Obama yang berharap bisa berbicara baik-baik dengan Duterte soal pemberantasan narkoba di negaranya. Sayangnya, niatan presiden kulit hitam pertama AS itu tampaknya belum bisa diwujudkan. (r12/okz)



 
Berita Lainnya :
  • Disebut "Anak Pelacur", Obama Batalkan Pertemuan dengan Duterte
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved