www.riau12.com
Kamis, 14-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Pemprov Riau Beri Peluang Pelamar Kategori R4 dan R5 Jadi PPPK Paruh Waktu | 15:59 WIB - Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Melesat 34 Poin, Berada di Level Rp 16.255 per Dolar AS | 15:51 WIB - Gagalkan Penyeludupan Narkotika di Bandara SSK II, Polda Riau dan Avsec Amankan 4,1 Kg Sabu | 15:35 WIB - Wabup Syamsurizal Targetkan Pemkab Siak Mampu Kelola 52 Persen Sampah | 15:26 WIB - Evaluasi Pilkada 2024, DPR RI Soroti PSU Berkali-kali di Riau | 15:20 WIB - Riau Fokus Siapkan 12.950 Bidang Tanah TORA untuk 2026
 
Panas! Skandal E-Mail Guncang Partai Demokrat, Nama Rusia Terseret
Selasa, 26-07-2016 - 14:27:13 WIB
Debbie Wasserman Schultz
TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PHILADELPHIA-Skandal surat elektronik memukul Partai Demokrat jelang pembukaan konvensi nasional partai tersebut. Akibatnya cukup telak, chairwoman Debbie Wasserman Schultz mundur dari jabatannya, Minggu (24/7) waktu setempat.

"Saya akan langsung mengundurkan diri begitu konvensi ini berakhir," ujar Wasserman Schultz.

Dalam pernyataan tertulis, perempuan 49 tahun itu meminta seluruh jajaran Komite Nasional Demokrat untuk tetap menjalankan tugas mereka dengan baik. Kesuksesan konvensi, menurut dia, tetap menjadi tanggung jawab bersama. Dia juga akan tetap membuka dan menutup konvensi yang berlangsung empat hari tersebut.

"Kami telah merencanakan konvensi yang megah pekan ini. Saya harap tim DNC yang selama ini sudah bekerja keras akan tetap mendukung penyelenggaraan konvensi ini dan menjadikannya konvensi Demokrat terbaik," pesan Wasserman Schultz dalam tulisannya.

Senin waktu setempat (25/7) DNC berlangsung di Wells Fargo Center, Kota Philadelphia, Philadephia County, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Dalam konvensi empat tahunan itu, Demokrat akan menobatkan Hillary Clinton sebagai calon presiden (capres) resmi partai berlambang huruf D dalam lingkaran biru tersebut.

Mantan first lady AS itu akan berpasangan dengan cawapresnya, Tim Kaine. Clinton dan Kaine bakal bersaing dengan pasangan capres dan cawapres Partai Republik, Donald Trump dan Mike Pence, dalam pemilihan presiden (pilpres) November nanti.

Hingga menjelang H-1 Minggu lalu, segala persiapan konvensi sudah tuntas. Tampaknya, Wasserman Schultz sudah merancang semuanya dengan matang. Termasuk mempersiapkan beberapa rencana cadangan sebagai antisipasi. Sayangnya, dia tidak menduga skandal e-mail internal para petinggi komite akan bocor ke media. Apalagi, skandal tersebut mengemuka bersamaan dengan perhelatan konvensi. Sebagai bentuk tanggung jawab, Wasserman Schultz bersedia mundur, tetapi tidak sekarang. Sebab, konvensi telanjur dihelat.

Keputusan itu membuat Bernie Sanders kecewa. Menurut politikus 74 tahun tersebut, Wasserman Schultz harus meletakkan jabatannya sesegera mungkin. "Bagaimanapun, dia sudah mengambil keputusan yang paling tepat untuk mundur demi masa depan partai," tegasnya.

Di mata senator asal Negara Bagian Vermont tersebut, Wasserman Schultz tidak netral sejak awal. Karena itu, dia tidak heran jika sosok berambut keriting tersebut terlibat dalam persekongkolan untuk mencuranginya. "Saya harap kepemimpinan Demokrat berikutnya lebih baik. Setidaknya tidak berat sebelah dalam proses pemilihan calon presiden seperti kompetisi 2016 ini," kata Sanders.

Lewat ribuan e-mail yang bocor ke publik belum lama ini, terungkap bahwa para petinggi Demokrat memang menginginkan kekalahan Sanders. Tidak sekadar menginginkan, segelintir orang bahkan sampai menciptakannya. Termasuk menyebarkan rumor tentang agama Sanders. Di negara-negara bagian yang para penduduknya religius dan konservatif, diembuskan kabar tentang Sanders yang ateis.

Hingga Jumat waktu setempat (21/7), lebih dari 19.000 e-mail tentang persekongkolan anti-Sanders terbongkar. Surat-surat elektronik yang dipublikasikan WikiLeaks tersebut membuktikan kecurigaan Sanders selama ini tentang kampanye yang tidak adil. Sejak awal dia mengatakan bahwa Demokrat tidak menginginkannya jadi capres.

Meski demikian, Sanders legawa. Dia tetap tidak mengubah dukungannya terhadap Clinton. "Kita tetap harus menobatkan Hillary Clinton sebagai capres," ucapnya.

Secara terpisah, kubu Clinton mulai menelisik keterlibatan Rusia dalam skandal e-mail yang bocor tersebut. Mereka curiga ada orang-orang tertentu yang sengaja membongkar skandal itu menjelang konvensi hanya agar Trump terlihat lebih baik. "Ada kabar tentang campur tangan Rusia dalam kasus ini," jelas Robby Mook, ketua tim kampanye Clinton.(r12/jpnn)



 
Berita Lainnya :
  • Panas! Skandal E-Mail Guncang Partai Demokrat, Nama Rusia Terseret
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved