Penembakan Charlie Kirk Guncang AS: FBI Turun Tangan, Publik Soroti Polarisasi Politik
Kamis, 11-09-2025 - 10:27:34 WIB
Riau12.com-Utah, Amerika Serikat – Pendiri Turning Point USA sekaligus loyalis Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak saat menghadiri sebuah acara di kampus Utah, Rabu (10/9/2025) malam waktu setempat.
Peristiwa ini sontak mengguncang Amerika Serikat, menambah daftar panjang kasus kekerasan politik yang belakangan terus meningkat.
Menurut laporan, penembakan terjadi di Sorensen Center, lokasi tempat Kirk dijadwalkan berbicara dalam rangkaian tur nasionalnya. Sesaat setelah kejadian, pihak kampus langsung mengevakuasi area dan menutup seluruh aktivitas akademik. Mahasiswa serta staf diminta tetap berada di lokasi hingga aparat memastikan keamanan.
“Utah adalah salah satu tempat teraman di dunia. Kami tidak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi,” ujar Jason Chaffetz, mantan anggota kongres Utah yang berada di lokasi, dikutip dari AP News, Kamis (11/9/2025).
FBI bersama aparat kepolisian setempat kini tengah memburu pelaku. Petugas bersenjata terlihat menyisir lingkungan sekitar kampus sambil menunjukkan foto terduga penembak kepada warga.
Kecaman pun berdatangan dari berbagai pihak lintas partai. Gubernur California, Gavin Newsom, menyebut serangan ini sebagai tindakan “keji dan tercela.” Sementara itu, Gabrielle Giffords—mantan anggota kongres yang pernah menjadi korban penembakan—menyampaikan simpati mendalam kepada keluarga besar Kirk.
Acara yang dihadiri Kirk sebelumnya telah menuai kontroversi. Sebuah petisi online dengan lebih dari 1.000 tanda tangan sempat menuntut agar universitas membatalkan acaranya. Namun pihak kampus tetap memberikan izin dengan alasan menjunjung tinggi kebebasan berbicara.
Charlie Kirk dikenal sebagai sosok konservatif berpengaruh di kalangan muda Amerika. Sejak mendirikan Turning Point USA pada 2012, ia aktif memperjuangkan pajak rendah, pemerintahan terbatas, dan menjadi pendukung setia Donald Trump.
Tragedi penembakan ini menjadi peringatan keras tentang semakin tajamnya polarisasi politik di Amerika. Hingga kini, motif pelaku masih diselidiki.
Komentar Anda :