MUNICH -Riau12.com- Bagi pendiri Helsing, Gundbert Scherf, invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah segalanya. Perusahaan pertahanan paling berharga di Eropa ini telah membuat drone serang militer dan AI untuk digunakan di medan perang.
Scherf pun berjuang keras menarik investor untuk mengembangkan perusahaannya. Hasilnya, perusahaan yang berbasis di Munich ini mampu meningkatkan valuasinya lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 12 miliar bulan lalu.
"Eropa tahun ini, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, menghabiskan lebih banyak dana untuk akuisisi teknologi pertahanan daripada AS," kata Scherf seperti dilansir dari Reuters.
Mantan mitra di McKinsey & Company ini mengatakan Eropa mungkin berada di ambang transformasi inovasi pertahanan yang mirip dengan Proyek Manhattan, momen di mana Amerika mulai mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia Kedua. "Eropa kini mulai memahami pertahanan," tambahnya.
Sven Weizenegger, yang mengepalai pusat Inovasi Siber, akselerator inovasi Bundeswehr, mengatakan perang di Ukraina juga mengubah sikap sosial, menghilangkan stigma terhadap pekerjaan di sektor pertahanan. "Jerman telah mengembangkan keterbukaan baru terhadap isu keamanan sejak invasi," ujarnya.
Beberapa ide yang sedang dikembangkan terasa seperti fiksi ilmiah, seperti kecoak cyborg yang disebut dengan Swarm Biotactics. Serangga ini akan dilengkapi dengan ransel mini khusus yang memungkinkan pengumpulan data secara real-time melalui kamera.
Stimulus listrik seharusnya memungkinkan manusia untuk mengontrol pergerakan serangga dari jarak jauh. Tujuannya adalah agar mereka dapat memberikan informasi pengawasan di lingkungan yang tidak bersahabat, misalnya informasi tentang posisi musuh.
"Bio-robot kami, yang berbasis serangga hidup, dilengkapi dengan stimulasi saraf, sensor, dan modul komunikasi yang aman," kata CEO Stefan Wilhelm.
Mereka dapat dikemudikan secara individual atau beroperasi secara otonom dalam kelompok.
Kanselir Jerman Friedrich Merz memandang AI dan teknologi rintisan sebagai kunci rencana pertahanannya, dan memangkas birokrasi agar bisa menghubungkan perusahaan tersebut langsung ke eselon atas militernya.
Dengan dukungan militer AS, Jerman sebagai salah satu pendukung terbesar Ukraina, berencana untuk melipatgandakan anggaran pertahanan regulernya menjadi sekitar 162 miliar euro (US$ 175 miliar) per tahun pada tahun 2029.
Helsing adalah bagian dari gelombang perusahaan rintisan pertahanan Jerman yang mengembangkan teknologi mutakhir, mulai dari robot AI seperti tank dan kapal selam mini tanpa awak hingga kecoak mata-mata siap tempur. "Kami ingin membantu mengembalikan semangat juang Eropa," kata Scherf.
Dalam beberapa dekade terakhir, inovasi pertahanan telah menjadi pendorong kuat kemajuan ekonomi. Teknologi seperti internet, GPS, semikonduktor, dan mesin jet berawal dari program penelitian militer sebelum mengubah kehidupan sipil. (***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :