NEW YORK -Riau12.com- Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah Iran menuduh Amerika Serikat terlibat dalam serangan Israel terhadap wilayahnya. Tuduhan itu disampaikan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB, Jumat (13/6/2025) waktu setempat, yang dibantah langsung oleh Washington.
Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel pada Jumat malam, sebagai respons atas serangan militer Israel terhadap wilayah Iran sehari sebelumnya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon menyatakan Iran tengah mempersiapkan perang dan menyebut serangan Israel sebagai tindakan pelestarian nasional.
Sebaliknya, Duta Besar Iran, Amir Saeid Iravani menuduh Israel berusaha menggagalkan upaya diplomasi, merusak negosiasi nuklir, dan memicu konflik yang lebih luas di kawasan. Ia secara tegas menyebut keterlibatan Amerika Serikat dalam aksi tersebut.
"Mereka yang mendukung rezim ini, dengan Amerika Serikat di garis depan, harus memahami bahwa mereka terlibat," ujar Iravani.
"Dengan membantu dan memungkinkan kejahatan ini, mereka ikut bertanggung jawab penuh atas konsekuensinya," lanjutnya.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah memberikan ultimatum 60 hari kepada Teheran terkait program pengayaan uranium Iran yang meningkat. Ultimatum tersebut berakhir pada Kamis (12/6/2025).
Putaran keenam perundingan antara AS dan Iran dijadwalkan berlangsung di Oman pada Ahad (15/6/2025). Namun hingga kini belum ada kepastian apakah negosiasi tersebut akan dilanjutkan.
Dalam sidang Dewan Keamanan, Danon menyatakan Israel tetap bersabar meski ketegangan meningkat. "Kami menunggu diplomasi berhasil. Kami menyaksikan negosiasi terus berlanjut, sementara Iran memberikan konsesi palsu atau menolak syarat paling dasar," katanya.
Danon juga mengeklaim pihak intelijen menunjukkan Iran memiliki kapasitas untuk memproduksi bahan fisil untuk beberapa bom dalam hitungan hari.
Pejabat senior Amerika Serikat McCoy Pitt menegaskan Washington masih mengupayakan solusi diplomatik untuk memastikan Iran tidak memperoleh senjata nuklir dan tidak menjadi ancaman regional.
"Kepemimpinan Iran akan bertindak bijaksana jika memilih untuk bernegosiasi saat ini," kata Pitt.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun Washington diberi tahu lebih awal mengenai serangan Israel, tetapi AS tidak terlibat secara militer.
Sementara itu, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengungkapkan bahwa fasilitas pengayaan uranium percontohan di Natanz telah hancur akibat serangan, dan Iran juga melaporkan bahwa lokasi nuklir di Fordow dan Isfahan turut diserang.
Ketegangan ini menambah daftar panjang konflik di Timur Tengah, sekaligus mengancam kelanjutan diplomasi nuklir antara Iran dan kekuatan global.(***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :