Pada masa puncak ini, aktivitas matahari akan mencapai intensitas tertingginya, menghasilkan berbagai peristiwa menarik yang bisa diamati dari Bumi, baik secara langsung maupun melalui dampaknya pada atmosfer.

Mulai dari gerhana matahari parsial yang menawan hingga lontaran massa korona atau coronal mass ejection (CME) yang bisa menimbulkan aurora di langit malam, berbagai fenomena tersebut menjadi momen yang dinanti astronom dan pencinta langit.

Berikut ini deretan fenomena matahari 2025 yang menakjubkan.

1. Puncak solar cycle 25 (Juli 2025)

Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), solar cycle 25 diperkirakan mencapai puncaknya pada Juli 2025, menandai periode aktivitas matahari maksimum. Selama fase ini, jumlah bintik matahari (sunspots) diperkirakan mencapai puncak sekitar 115, yang menunjukkan aktivitas matahari yang lebih intens dibandingkan siklus sebelumnya, meskipun masih dianggap di bawah rata-rata.

Puncak ini dapat memicu lebih banyak solar flares (ledakan matahari) dan CME, yang berpotensi memengaruhi komunikasi radio, jaringan listrik, dan navigasi satelit di Bumi, serta menghasilkan aurora yang spektakuler di lintang rendah.

2. Gerhana matahari parsial (21 September 2025)

Pada 21 September 2025, gerhana matahari parsial akan terjadi, di mana bulan hanya menutupi sebagian permukaan Matahari, menciptakan pemandangan seperti gigitan pada Matahari. Menurut NASA, fenomena ini hanya akan terlihat di wilayah terpencil seperti Selandia Baru, Antartika, dan Samudra Pasifik Selatan, dengan cakupan terbaik di Selandia Baru mencapai 76%.

Gerhana ini dimulai pukul 13.29 WIB dan berakhir pada pukul 18.06 WIB, dengan puncaknya pada pukul 15.48 WIB.

3. Aktivitas matahari

Selama puncak solar cycle 25, aktivitas matahari seperti solar flares dan CME diperkirakan meningkat. NASA melaporkan bahwa flare kelas X (paling intens) dan CME dapat terjadi lebih sering, seperti yang terdeteksi pada Mei 2024.

Pada Juli hingga Desember 2025, CME dapat memicu badai geomagnetik tingkat G1 atau lebih tinggi, menghasilkan aurora yang terlihat hingga lintang rendah, seperti Illinois atau Oregon. Pada Juni 2025, NASA mencatat dua CME yang menyebabkan badai geomagnetik ringan, dan aktivitas serupa diperkirakan berlanjut.

4. Ekuinoks september (22 September 2025)

Ekuinoks september terjadi pada 22 September 2025 pukul 18.17 WIB, ketika Matahari bersinar langsung di atas khatulistiwa, menyebabkan panjang siang dan malam hampir sama di seluruh dunia.

Peristiwa ini menandai awal musim gugur di belahan Bumi utara dan musim semi di belahan Bumi selatan. Fenomena ini bukan hanya astronomis, tetapi juga memiliki makna budaya di banyak masyarakat.

Fenomena matahari pada Juli hingga Desember 2025 menawarkan pengalaman luar biasa, mulai dari puncak aktivitas matahari yang memicu aurora hingga gerhana matahari parsial yang langka. Jangan lupa, catat tanggal-tanggal penting ini, persiapkan peralatan pengamatan yang aman, dan nikmati keajaiban alam semesta.(***)

Sumber: Cakaplah