Hamas Nyatakan Komitennya dengan Kesepakatan Gencatan Senjata, Menteri Keuangan Israel Tolak Perjanjian
JAKARTA -Riau12.com -- Pejabat Hamas Izzat al-Risheq menyatakan berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata di Gaza. Dia menegaskan akan mengikuti aturan sesuai dengan aturan yang dimediasi Qatar dan Amerika Serikat.
Izzat al-Risheq membantah tuduhan Netanyahu yang mengatakan Hamas mengingkari kesepakatan gencatan senjata di saat-saat terakhir. Bantahan tersebut disampaikan Izzat al-Risheq melalui Telegram.
"Hamas mengingkari bagian-bagian perjanjian yang dicapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya untuk memeras konsesi-konsesi di menit-menit terakhir," kata Netanyahu dilansir Aj Jazeera, Kamis.
Tekanan internal di Israel juga semakin memanas setelah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyatakan penolakan keras. "Kesepakatan yang akan disajikan kepada pemerintah itu buruk dan berbahaya bagi keamanan nasional Israel," katanya pada Rabu malam.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang akan dimulai pekan mendatang memicu reaksi beragam dari dunia internasional, sementara warga Gaza masih menghadapi ancaman serangan dalam 72 jam ke depan.
"Begitu ada gencatan senjata, saya akan kembali dan mencium tanah saya di Beit Hanoon di Gaza utara," kata Umm Mohamed, seorang wanita berusia 66 tahun yang kehilangan dua dari 10 anaknya ketika sebuah bom Israel jatuh di rumahnya pada bulan Desember 2023.
Sementara Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menolak perjanjian. "Di samping kegembiraan dan kegembiraan yang luar biasa atas kembalinya setiap orang yang diculik, perjanjian ini merusak banyak pencapaian perang, di mana para pahlawan bangsa ini mempertaruhkan nyawa mereka.
"Perjanjian ini mungkin, amit-amit, akan menelan korban yang sangat banyak. Kami sangat menentangnya," ujar dia menegaskan.
Salah seorang jurnalis Al Jazeera Tareq Abu Azzoum melaporkan dari Deir el-Balah mengatakan situasi di lapangan masih mencekam.
"Itu berarti kita masih memiliki 72 jam yang diperkirakan akan … diisi dengan serangan udara dan eskalasi, dan itu dimulai hari ini setelah kesepakatan itu diumumkan oleh pejabat Qatar," ujarnya.
Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 30 warga Palestina dipastikan tewas dalam serangan udara terpisah, termasuk empat orang tewas dalam serangan di dekat persimpangan Shaabiya di lingkungan Daraj, pusat Kota Gaza.
Padahal para pemimpin dunia sudah menyambut positif kesepakatan damai ini. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez salah satunya. Dia mengatakan kesepakatan gencatan senjata sangat penting bagi stabilitas regional dan merupakan langkah yang sangat diperlukan dalam perjalanan menuju solusi dua negara.
Kesepakatan ini mencakup pembebasan 33 sandera selama enam pekan, dengan minimal tiga sandera dibebaskan setiap minggu. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap warga sipil yang disandera, dan 50 tahanan untuk setiap tentara wanita.
Dilaporkan saluran berita Mesir Al-Qahera Al-Ekhbariya, negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 yang diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan gencatan senjata permanen.(***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :