Kejam, 17 Ribu Anak dan 2.100 Bayi Dibunuh Israel, AS Tambah Suplai Senjata ke Zionis
Riau12.com-JENEWA- Ribuan bayi di Gaza, Palestina, menjadi korban kekejaman Israel. Euro-Mediterania melaporkan, sejak serangan Israel 7 Oktober, hampir 17 ribu anak Palestina terbunuh. Dari jumlah itu, 2.100 di antaranya bayi di bawah usia 2 tahun.
’’Jumlah anak Palestina, baik bayi maupun anak-anak, yang dibunuh tentara Israel sangat mengerikan dan tingkat pembunuhan mereka belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang modern,’’ ujar organisasi yang berpusat di Jenewa itu seperti dilansir Al Jazeera.
Lembaga pemantau HAM itu menyatakan, perilaku Israel merupakan tren berbahaya dehumanisasi warga Palestina di Jalur Gaza. ’’Militer Israel menargetkan warga Palestina dan anak-anak mereka setiap hari, secara metodis dan luas dengan cara yang paling kejam dan brutal, dan hampir tanpa henti selama 10 bulan berturut-turut,’’ tuturnya.
Kemenkes di Gaza mencatat, setidaknya 39.965 orang tewas dan 92.294 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza. Jumlah itu diyakini terus meningkat seiring agresi Zionis yang tak kunjung usai.
Badan Kemanusiaan PBB melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan Israel terus dilakukan secara intensif, terutama di sekolah-sekolah di Gaza. Dalam 10 bulan terakhir, IDF telah menyerang lebih dari 500 sekolah di Gaza.
Sabtu (10/8) lalu lebih dari 100 orang tewas setelah Israel menyerang sebuah sekolah di Kota Gaza yang menampung warga Palestina yang mengungsi. ’’Mayat-mayat itu tercabik-cabik,’’ ujar paramedis di lokasi kejadian. Mereka merasa ngeri menggambarkan pembantaian itu.
Meski begitu, Israel pun terus melegitimasi serangan ke sekolah-sekolah itu dengan dalih bahwa anggota Hamas beroperasi di sekolah tersebut. Klaim itu ditolak Hamas. Sebab, Israel telah berkali-kali menyerang sekolah, rumah sakit, universitas, masjid, dan lokasi lainnya dengan mengklaim bahwa bangunan-bangunan itu digunakan untuk keperluan militer tanpa memberikan bukti apa pun.
Berdasar Konvensi Jenewa Keempat, sekolah dianggap sebagai objek sipil dan harus dilindungi dari serangan. Namun, dalam jangka waktu 10 hari selama Agustus, Israel menyerang lima sekolah di Kota Gaza, menewaskan lebih dari 179 orang dan melukai banyak lainnya.
Ironisnya, AS yang merupakan sekutu utama bagi Israel juga terus memberikan suplai senjata. Terbaru, AS pada Selasa (13/8) menyetujui tambahan penjualan senjata senilai USD 20 miliar atau Rp 312 triliun untuk negara Yahudi tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyetujui penjualan yang meliputi jet tempur dan rudal.
’’Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS membantu Israel untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai,’’ kata Departemen Luar Negeri.
Pesanan tersebut meliputi jet tempur F-15 buatan Boeing, rudal udara ke udara jarak menengah canggih atau AMRAAM, amunisi tank 120 mm, mortir berdaya ledak tinggi, serta kendaraan taktis.
Beberapa senjata, termasuk lebih dari 50 jet tempur, bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk dikirim. Namun, peralatan lain seperti 33 ribu peluru tank dan 50 ribu peluru mortir peledak bisa segera tiba.
Pengumuman itu muncul saat Israel memperkirakan pembalasan dari Iran dan Hizbullah pasca terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada akhir Juli lalu.(***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :