www.riau12.com
Rabu, 13-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Pemprov Riau Beri Peluang Pelamar Kategori R4 dan R5 Jadi PPPK Paruh Waktu | 15:59 WIB - Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Melesat 34 Poin, Berada di Level Rp 16.255 per Dolar AS | 15:51 WIB - Gagalkan Penyeludupan Narkotika di Bandara SSK II, Polda Riau dan Avsec Amankan 4,1 Kg Sabu | 15:35 WIB - Wabup Syamsurizal Targetkan Pemkab Siak Mampu Kelola 52 Persen Sampah | 15:26 WIB - Evaluasi Pilkada 2024, DPR RI Soroti PSU Berkali-kali di Riau | 15:20 WIB - Riau Fokus Siapkan 12.950 Bidang Tanah TORA untuk 2026
 
Pendiri Cardano Charles Prihatin Tentang Tingkat Sensor Dimungkinkan Oleh Kecerdasan AI
Selasa, 02-07-2024 - 09:08:39 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PEKANBARU- Pendiri Cardano Charles Hoskinson baru-baru ini dalam unggahan di jaringan media sosial X mengungkapkan keprihatinannya tentang tingkat sensor yang dimungkinkan oleh kecerdasan buatan (AI). Menurut Hoskinson, AI generatif menjadi kurang berguna karena pelatihan penyelarasan.

Dia nampaknya prihatin dengan kenyataan bahwa beberapa pengetahuan mungkin akan dilarang untuk anak-anak di masa depan berdasarkan keputusan yang dibuat oleh sekelompok kecil orang.

“Ini berarti pengetahuan tertentu dilarang bagi setiap anak yang sedang tumbuh, dan hal itu ditentukan oleh sekelompok kecil orang yang belum pernah Anda temui dan tidak dapat memilih untuk berhenti menjabat,” tulis Hoskinson dalam postingan media sosialnya dikutip dari u.today, Selasa (2/7/2024).

Dalam postingannya, Hoskinson melampirkan dua tangkapan layar yang membandingkan beberapa jawaban yang diberikan oleh model GPT-4o OpenAI dan model Soneta 3.5 milik Claude untuk petunjuk tentang pembuatan fusor Farnsworth.

Fusor Farnsworth, perangkat yang mampu memanaskan ion dengan medan listrik untuk mencapai kondisi fusi nuklir. GPT-4o OpenAI memberi Hoskinson daftar rinci komponen yang diperlukan untuk membangun reaktor fusi nuklir.

Namun, Soneta 3.5 Claude hanya setuju untuk memberikan beberapa informasi umum tentang fusor Farnsworth-Hirsch tanpa memberikan instruksi rinci tentang cara pembuatannya.

Menurut Hoskinson, perbedaan ini mengkhawatirkan karena sekelompok kecil individu mampu memutuskan informasi spesifik apa yang berpotensi diakses melalui chatbot AI.

Bahkan sejak ChatGPT OpenAI meledak popularitasnya pada akhir 2022, perdebatan terus berlanjut tentang batasan sensor yang diberlakukan oleh AI.

Tampaknya masuk akal jika model seperti itu harus melindungi pengguna dari konten berbahaya, namun definisi sebenarnya dari dampak buruk masih ambigu, itulah sebabnya banyak orang khawatir tentang masa depan distopia dengan AI yang menyembunyikan informasi dan mendorong kesesuaian berdasarkan biasnya sendiri.(***)

Sumber: Cakaplah.com



 
Berita Lainnya :
  • Pendiri Cardano Charles Prihatin Tentang Tingkat Sensor Dimungkinkan Oleh Kecerdasan AI
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved