Biadab! Israel Jatuhkan 8 Bom Satu Ton ke Kamp Pengungsi Rafah di Waktu Shalat Isya
Riau12.com-GAZA - Pasukan Israel menjatuhkan 8 bom seberat satu ton ke kamp tenda ribuan pengungsi di Tal as-Sultan di kota Rafah, Gaza, Palestina, Ahad (26/5/2024) malam.
Serangan biadab pasukan penjajah saat waktu shalat Isya itu menyebabkan sedikitnya 45 warga Gaza mati syahid. Sebagian besar merupakan anak-anak dan wanita.
Dikutip dari Republika.co.id, Umm Mohamed Al-Attar, salah seorang penyintas mengungkapkan, mereka sedang shalat Isya dan hendak menyiapkan anak-anak tidur ketika ledakan-ledakan besar tiba-tiba terdengar.
"Kami sedang shalat... dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami," kata wanita tersebut di sebuah rumah sakit.
Umm Mohamed Al-Attar nampak mengenakan jilbab merahnya saat diwawancarai Reuters. Sejak lama, menjadi kebiasaan perempuan di Gaza untuk mengenakan pakaian shalat mereka sebelum tidur, agar ketika syahid dibom Israel mereka tetap tertutupi auratnya.
Dalam pemandangan yang sangat familiar dari perang yang telah memasuki bulan kedelapan, keluarga-keluarga Palestina bergegas ke rumah sakit untuk mempersiapkan jenazah kerabat mereka untuk dimakamkan setelah serangan pada Ahad malam membakar tenda-tenda dan tempat perlindungan logam yang rapuh.
"Semua anak mulai berteriak... Suaranya menakutkan; kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru berjatuhan ke dalam ruangan," ujarnya.
Tal Al-Sultan menjadi tempat ribuan orang berlindung setelah pasukan Israel memulai serangan darat di timur Rafah, lebih dari dua pekan lalu.
Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan api berkobar dalam kegelapan dan orang-orang berteriak panik. Sekelompok pemuda mencoba menarik lembaran seng dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran mulai memadamkan api.
Lebih dari separuh syuhada akibat serangan itu adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia, kata pejabat kesehatan di Gaza. Ia menambahkan bahwa jumlah korban syahid kemungkinan akan meningkat dari orang-orang yang menderita luka bakar parah.
Di siang hari, kamp itu dipenuhi puing-puing tenda yang berasap, logam yang bengkok, dan barang-barang hangus. Perempuan menangis dan laki-laki melakukan shalat di samping jenazah yang dikafani.
Duduk di samping jenazah kerabatnya, Abed Mohammed Al-Attar mengatakan, Israel berbohong ketika mengatakan kepada penduduk bahwa mereka akan aman di wilayah barat Rafah. Kakak laki-lakinya, adik iparnya dan beberapa kerabat lainnya syahid dalam kobaran api.
"Tentara Israel pembohong. Tidak ada tempat aman di Gaza. Tidak ada tempat aman untuk anak-anak, pria lanjut usia, atau wanita. Di sini dia (saudara laki-laki saya) bersama istrinya, mereka syahid," katanya.
“Apa yang telah mereka lakukan hingga pantas menerima ini? Anak-anak mereka telah menjadi yatim piatu," sambungnya.
Rumah sakit di Rafah, termasuk rumah sakit lapangan Komite Internasional Palang Merah, tidak mampu menangani semua korban luka, sehingga beberapa di antaranya dipindahkan ke rumah sakit di Khan Younis lebih jauh ke utara Gaza untuk mendapatkan perawatan, kata petugas medis.
Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk “pembantaian keji tersebut.”
Tank-tank Israel terus membombardir wilayah timur dan tengah kota di Gaza selatan pada hari Senin, menewaskan delapan orang, kata pejabat kesehatan setempat. Di kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah, serangan Israel menewaskan tiga petugas polisi Palestina, kata kementerian dalam negeri Hamas di Gaza.(***)
Sumber: Goriau.com
Komentar Anda :