Riau12.com-BAGANSIAPIAPI – Kondisi memprihatinkan terlihat di kompleks gedung SMAN 3 Kubu, Kabupaten Rokan Hilir. Tiga unit Ruang Kelas Belajar (RKB) yang dibangun beberapa tahun lalu terbengkalai dan rusak, meski berada di lokasi strategis di Kepenghuluan Teluk Merbau, Kecamatan Kubu.
Ironisnya, gedung SMAN 3 Kubu didirikan di atas lahan milik SMAN 1 Kubu yang hanya berjarak sekitar 150 meter. Ketiga RKB tersebut kini dalam keadaan tidak layak pakai. Dua diantaranya merupakan bangunan dua lantai yang kini terlihat miring dan penuh coretan, sementara satu unit lainnya satu lantai tanpa pintu dan jendela, serta dikelilingi semak belukar.
Reporter GoRiau.com yang meninjau lokasi Jumat (4/7/2025) menyaksikan langsung kondisi tersebut. Warga sekitar menyebut, bangunan itu memang tidak selesai dikerjakan sejak dibangun.
"RKB itu tak selesai dibangun. Yang satu unit berlantai dua, enam lokal itu tak selesai. Satu lagi bangunan dua lantai miring, kami takut tempati. Satunya lagi tak punya pintu dan jendela," ujar seorang warga.
Konfirmasi kepada Plt Kepala SMAN 3 Kubu, Lestari, Jumat (4/7/2025), mendapat respons mengejutkan. Lewat pesan singkat dan telepon, Lestari menegaskan dirinya bukan kepala sekolah.
"Saya bukan Kepala Sekolah. Saya dulu wartawan RP Angkatan 1994. Sekarang saya dan teman-teman sedang berjuang untuk sekolah ini, termasuk 17 orang guru honor," akunya.
Usai acara seni silat budaya Melayu di Polsek Kubu, Jumat malam, Lestari meminta stafnya, Indah, memberi keterangan lebih lanjut. Hingga Sabtu (5/7/2025) dini hari, Indah mengonfirmasi bahwa pembangunan tiga RKB itu dilakukan saat Syamsuar menjabat Gubernur Riau.
"Gedung RKB itu dibangun saat Pak Syamsuar jadi gubernur. Lahannya milik SMAN 1 Kubu," ujar Indah, yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat dan mantan calon legislatif dari PKB.
Indah menambahkan, saat ini SMAN 3 Kubu telah memperoleh tanah hibah dan telah ditinjau langsung oleh Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
Masyarakat Kecamatan Kubu berharap Aparat Penegak Hukum (APH) turun tangan menyelidiki terbengkalainya proyek tersebut. Mereka mencurigai adanya indikasi kerugian negara dari pembangunan fisik tiga RKB yang bersumber dari dana DAK.
"Inilah kenyataannya. Karena letaknya di pelosok pesisir Rohil, mungkin luput dari pantauan media. Saatnya APH menyelidiki siapa kontraktornya dan PPTK-nya, karena saat dikerjakan tak ada papan plang proyek," ucap warga.(***)
Sumber: Goriau
Komentar Anda :