Ketua RW 08, Junaidi, mengatakan aksi ini merupakan puncak kekecewaan warga terhadap pihak pelaksana proyek yang dinilai abai terhadap keselamatan masyarakat.

"Iya, ini puncak kekecewaan warga atas angkutan tanah yang berceceran di sepanjang Jalan Damai. Sudah berkali-kali diingatkan, tapi tidak kunjung dibersihkan dengan benar,” ujarnya.

Menurut Junaidi, vendor hanya menyiram jalan dengan air, tanpa membersihkan tanah yang menutupi aspal. Akibatnya, jalan menjadi licin saat basah dan berdebu saat kering.

“Kalau disiram air saja, jalan jadi becek dan licin. Ini sangat rawan. Sudah ada warga yang jatuh, meskipun tidak parah,” tambahnya.

Di musim kemarau seperti sekarang, kata Junaidi, debu dari tanah yang mengering beterbangan ke mana-mana. Kondisi ini membuat warga enggan beraktivitas di sekitar warung-warung yang ada di pinggir jalan.

Warga berharap perusahaan lebih peduli terhadap kenyamanan dan keselamatan lingkungan tempat mereka beroperasi.

“Kami mendukung pembangunan jalan tol ini, tapi perusahaan juga harus punya kepedulian terhadap keselamatan warga,” tegas Junaidi.

Saat ditanya sampai kapan aksi penghadangan akan berlangsung, Junaidi menyatakan hal itu tergantung dari keputusan warga, sembari menekankan bahwa dialog dan tanggung jawab dari pihak perusahaan sangat diharapkan.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak PT Wira Agung melalui pimpinan proyek, Rudi, belum memberikan tanggapan atas aksi protes warga tersebut.(***)

Sumber : Goriau