Didampingi Ketua DPRD dan Komisi I DPRD, serta aparat gabungan dari Satpol PP dan kepolisian, Agung melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Senin (2/6/2025) dini hari.

Dalam sidak tersebut, ditemukan berbagai barang bukti seperti alat kontrasepsi, alat hisap sabu, minuman keras, serta indikasi kuat praktik prostitusi dan LGBT di dalam pondok-pondok liar. Beberapa orang yang berada di lokasi langsung melarikan diri saat petugas datang.

“Tempat ini sudah sangat meresahkan. Kita temukan kondom, bong sabu, hingga dugaan aktivitas LGBT. Ini sudah melanggar norma, hukum, dan merusak tatanan sosial kita,” tegas Agung.

Menurutnya, lokasi yang dijadikan tempat hiburan malam ilegal itu merupakan rumah liar (ruli) yang tidak memiliki izin. Pemko, kata Agung, telah beberapa kali memberikan teguran, namun pengelola tetap membandel. Oleh karena itu, ia memastikan akan segera mengambil tindakan tegas berupa pembongkaran.

“Besok kita mulai eksekusi. Tapi tentu ada tahapannya. Kita data dulu. Ada lebih dari 100 rumah liar di sini. Kalau ada warga yang tinggal dan punya usaha seperti tambal ban, akan kita bantu cari solusi,” jelasnya.

Agung juga menyoroti lemahnya pengawasan dari aparat wilayah seperti camat, yang dinilai lalai hingga tempat maksiat bisa tumbuh dan berkembang di kawasan permukiman.

Rapat koordinasi bersama Ketua DPRD, Polresta, Kejaksaan, dan Forkopimda dijadwalkan berlangsung Senin pagi ini untuk mempercepat proses eksekusi. Agung menegaskan tidak akan memberikan toleransi terhadap bentuk pelanggaran yang mencemari nama baik Kota Pekanbaru.

“Kita ingin Pekanbaru bersih dari narkoba, prostitusi, dan penyimpangan sosial. Ini demi masa depan generasi kita dan ketenangan masyarakat,” tutupnya.

Langkah cepat Wali Kota Pekanbaru ini mendapat dukungan penuh dari Ketua DPRD, yang mengapresiasi keseriusan pemerintah dalam merespon keresahan warga.(***)

Sumber: Cakaplah