Tuntut Diberangkatkan ke Negara Suaka, Ratusan Warga Afghanistan Demo di Depan Kantor UNHCR Pekanbaru
Riau12.com- PEKANBARU - Ratusan warga pencari suaka asal Afghanistan kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Jalan Soebrantas, Pekanbaru, Rabu (14/5/2025).
Demo kali ini merupakan perdana mereka lakukan di tahun 2025, setelah sebelumnya dilaksanakan pada 2024 lalu.
Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar segera diberangkatkan ke negara-negara suaka seperti Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Mereka mengaku sudah lebih dari 10 tahun berada di Pekanbaru, namun hingga kini belum ada kejelasan kapan akan dipindahkan ke negara tujuan.
"Kami sudah terlalu lama menunggu. Kami ingin masa depan yang jelas," kata salah seorang demonstran pria, Khodadat Ghulami dalam orasinya.
Dari pantauan di lokasi, massa demonstran tidak hanya berasal dari kalangan pria dewasa.
Terlihat pula banyak ibu-ibu, anak-anak, hingga bayi yang dibawa serta ke lokasi demo.
Mereka membawa karton bertuliskan berbagai tuntutan dan harapan, yang digenggam sepanjang aksi berlangsung.
Sebagian demonstran menuliskan kalimat seperti "UNHCR and IOM, This is not Transit, This is a Humanitarian Failure" hingga "Refugees Human Right is Right?" di atas kertas karton sebagai bentuk ekspresi kekecewaan.
Mereka berharap suara mereka bisa didengar oleh dunia dan segera mendapatkan kejelasan nasib.
Dengan menggunakan pengeras suara, para demonstran bergantian menyampaikan tuntutan mereka.
Aksi berjalan damai, meski emosi dan keletihan tampak dari raut wajah para peserta, terutama para perempuan yang menggendong bayi sambil berpanas-panasan di bawah terik matahari.
Beberapa dari mereka mengaku sudah tinggal di Pekanbaru selama 12 hingga 14 tahun.
Mereka hanya bisa bertahan hidup dari bantuan organisasi internasional dan donatur, tanpa hak untuk bekerja maupun mendapatkan pendidikan formal layak.
"Kami hanya ingin kehidupan normal, sekolah untuk anak-anak kami, dan pekerjaan untuk orang tua kami. Kami tidak mau terus hidup dalam ketidakpastian," ujar seorang remaja perempuan yang turut dalam aksi.
Menurut Khodadat Ghulami, setiap tahunnya memang ada sebagian kecil pengungsi yang dikirim ke negara suaka.
Namun jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan total pencari suaka yang masih bertahan hidup dalam penantian panjang.(***)
Sumber: Tribunpekanbaru
Komentar Anda :