Namun belum dipastikan rusunawa mana yang bakal jadi tempat penampungan sementara bagi pengungsi itu.

Para pengungsi selama ini hanya menempati lahan kosong milik masyarakat di belakang Purna MTQ Pekanbaru.

Mereka berada di sana dengan tenda seadanya selama satu tahun ini.

Kedatangan pengungsi Rohingya di kawasan itu terjadi sejak tahun 2024 lalu. Mereka awalnya membangun pondok di Jalan Datuk Wan Abdul Jamal.

Namun tim yustisi di Kota Pekanbaru melakukan penertiban karena keberadaan para pengungsi berada di bahu jalan.

Akhirnya mereka pindah ke sebuah lahan kosong yang posisinya tidak jauh dari Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru.

"Kalau bisa kita fasilitasi, pindahkan ke rusunawa. Tentu pembiayaannya didukung oleh IOM," terang Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar kepada Tribunpekanbaru.com.

Menurutnya, pemerintah kota serius dalam membantu penanganan pengungsi Rohingya di Kota Pekanbaru.

Mereka selalu berkomunikasi dengan IOM dan UNHCR yang bertanggung jawab dalam penanganan pengungsi.

"Kita harapkan pengungsi Rohingnya bisa mendapat tempat yang lebih manusiawi dibanding saat ini," ulasnya.

Markarius mengaku sudah berkomunikasi dengab IOM terkait penempatan para pengungsi Rohingya.

Mereka juga sedang  mempersiapkan akomodasi sementara bagi pengungsi Rohignya.

"Bantuan dari IOM bagi pengungsi tetap berlanjut. Kita pastikan, kita concern dengan ini," ungkapnya.(***)

Sumber: Tribunpekanbaru