Viral Gubernur Jabar Masukkan Siswa Nakal ke Barak Militer, Pengamat: Pendekatan Militeristik Bukan Solusi
Riau12.com- PEKANBARU - Viralnya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memasukkan anak nakal ke dalam barak Militer, Jum'at (2/5) sore ditanggapi Pengamat Pendidikan Riau, Prof. Afrianto Daud.
Menurutnya memasukkan anak nakal ke dalam barak Militer bukanlah sebuah solusi, justru kebijakan tersebut dapat menimbulkan masalah baru nantinya.
"Saya kira sebelum kita bicara soal solusi, penting terlebih dahulu mendefinisikan secara jelas siapa yang dimaksud dengan 'anak nakal'. Istilah ini seringkali terlalu umum dan cenderung stigmatis," ujar Prof. Anto, sapaan akrabnya.
Ia mengawali argumentasinya dengan menilik anak yang disebut nakal itu biasanya hanyalah anak anak yang ingin mencari sebuah perhatian.
"Bisa jadi yang disebut nakal hanyalah anak anak yang sedang mencari perhatian, mengalami masalah di rumah, atau belum menemukan saluran ekspresi yang positif. Labrlisasi seperti ini justru akan berdampak pada perkembangan psikologis mereka," katanya.
Prof Anto menambahkan, perlunya mencari sebuah akar permasalahan penyebab anak menjadi nakal itu yang utama.
Karena pendekatan militeristik menurutnya bukan solusi jangka panjang dalam dunia pendidikan.
"Karena itu, menurut saya terlalu jauh jika solusinya langsung mengarah pada mengirim anak anak ini ke barak militer pendekatan militeristik ini bukan solusi jangka panjang dalam dunia pendidikan," ujarnya.
Sementara itu, anak anak yang berperilaku menyimpang pada dasarnya membutuhkan perhatian, bukan hukuman.
Sehingga diperlukan pendekatan kolaborasi antara sekolah dan orang tua. "Maka, solusi terbaik adalah bagaimana sekolah dan orang tua bisa berkolaborasi dengan mencari pendekatan yang tepat, edukatif, dan membangun," kata Prof.Anto.
Misalnya melalui penguatan program penguatan pembinaan mental di sekolah. Penguatan pembinaan mental siswa dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah siswa nakal. Fokus utamanya adalah memberikan perhatian, motivasi, dan arahan kepada siswa, serta membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa.
Selain itu, perlunya penerapan pendidikan karakter yang tersistematis dan terukur dan penyediaan ruang ruang kegiatan positif agar nantinya siswa bisa menyalurkan energi mereka ke arah yang lebih baik.
Pendidikan karakter sangat penting dalam mencegah perilaku siswa nakal. Dengan menanamkan nilai-nilai moral dan etika, sekolah dapat membantu siswa mengembangkan karakter yang baik, sehingga mengurangi kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan aturan.
"Mengirim mereka ke lingkungan Militer bukan hanya tidak menyelesaikan masalah, tapi juga berpotensi menciptakan masalah baru, seperti adanya trauma, mematikan kreatifitas anak," ungkapnya.
"Pendidikan seharusnya menjadi sebuah ruang pembinaan baik akhlak, maupun karakter, bukan memberikan bentuk penghukuman kepada mereka," tutupnya.(***)
Sumber: Haluanriau
Komentar Anda :