Siswa SMP di Pekanbaru Dilarikan ke RS Usai Alami Perudungan, Sekolah Bantah Lalai Dalam Pengawasan
PEKANBARU -Riau12.com - Seorang siswa kelas 1 SMP Islam Terpadu (IT) Al-Ikhlas Pekanbaru harus dilarikan ke rumah sakit usai mendapat perundungan dari dua temannya, yang berinisial KAA dan RA.
Hal ini menjadi sorotan lantaran kasus ini melibatkan anak-anak yang masih berada di bawah umur. Pihak sekolah juga diduga lalai dalam mengawasi anak didiknya karena peristiwa dugaan perundungan itu terjadi saat jam belajar, yakni sekitar pukul 8.30 WIB, pada Selasa (18/2/2025) lalu.
Guru Kesiswaan SMP IT Al-Ikhlas Pekanbaru, Muhammad Rifki membantah adanya kelalaian yang dilakukan pihak sekolah. Dia juga mengaku langsung mengambil tindakan atas kejadian itu.
"Kejadiannya di waktu senam di belakang kantin. Setelah kejadian, kami pihak sekolah langsung mengambil tindakan. Kami memanggil korban dan pelaku untuk kami cari tahu apa sebab kenapa bisa seperti itu. Ternyata ada kata-kata dari korban sehingga mengakibatkan pelaku sakit hati," kata Rifki, Jumat (21/2/2025).
Terkait pihak sekolah yang dinilai tidak peduli terhadap korban karena tidak menjenguk korban saat dirawat di rumah sakit maupun di rumah, dia juga membantahnya.
"Setelah kejadian, kami sudah menanyakan kepada korban, apakah ada yang sakit, biar kami bawa berobat. Tapi korban bilang tidak ada," kata dia.
Rifki juga menyebutkan bahwa pihak sekolah sudah memanggil orang tua dari kedua belah pihak, baik pelaku maupun korban untuk memediasi persoalan ini.
"Besoknya kami panggil orangtua dari pelaku dan korban untuk membicarakan hal ini. Dan Alhamdulillah sudah ditengahi. Pihak pelaku mau bertanggung jawab atas kejadian ini dan mau mengobati korban sampai sembuh," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi perundungan ini terjadi pada Selasa (18/2/2025) lalu tidak lama setelah ayah korban mengantarnya ke sekolah.
Kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Persada Bunda, Dr. Irfan Ardiansyah SH MH, mengungkapkan bahwa korban baru menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya saat dijemput sore harinya.
"Saat di rumah, korban mengeluh sakit di bagian ulu hati dan leher serta muntah-muntah," ujar Irfan, yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Persada Bunda, Jumat (21/2/2025).
Kepada orang tuanya, korban mengaku ditendang pada bagian punggung dan kaki, kemudian perut dipukul serta leher dicekik menggunakan dasi oleh dua temannya, KAA dan RA.
Dari pengakuan korban, perundungan ini bukan kali pertama terjadi. Salah satu pelaku, yakki RA, yang juga siswa kelas 1 di sekolah yang sama, disebut telah dua kali melakukan perundungan terhadap korban.
Tidak terima dengan kejadian ini, ayah korban, Mardinus (52), langsung melaporkan insiden tersebut ke Polresta Pekanbaru pada malam harinya. Korban juga telah menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Keesokan harinya, karena korban terus mengeluh sakit di bagian dada dan ulu hati, orang tuanya membawanya ke Rumah Sakit Tabrani untuk mendapatkan perawatan," lanjut Irfan.
Korban dirawat selama dua hari di rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan dokter, korban tidak mengalami luka dalam, namun mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Irfan mengatakan, keluarga korban juga menyayangkan tindakan pihak sekolah yang seolah tidak memberikan perhatian dan minim pengawasan.
"Kami sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah. Karena tidak mengabarkan langsung peristiwa yang dialami korban kepada orang tuanya. Bahkan, selama dua hari dirawat, pihak sekolah tidak menjenguk korban. Dan hanya menghubungi orang tua korban dan meminta untuk datang ke sekolah agar dimediasi dengan pelaku," ujarnya.
Irfan berharap kasus ini menjadi perhatian serius bagi aparat kepolisian.
"Kami berharap kasus ini mendapat perhatian dari Polresta Pekanbaru agar tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban. Berdasarkan informasi yang kami terima, selain korban, ada anak-anak lain yang juga mengalami perlakuan serupa dari pelaku," pungkasnya.(***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :