Ketua Panitia Pelaksana Simulasi MBG, Yosye Rolis, menjelaskan bahwa pihaknya, melalui Koperasi Rakyat Sejahtera Indonesia cabang Pekanbaru, telah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengajukan titik-titik dapur yang akan dikelola oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pekanbaru.

"Totalnya ada 30 dapur yang akan dibangun di Kota Pekanbaru. Sampai saat ini, sudah ada 10 titik dapur yang diajukan. Pemerintah pusat menargetkan seluruh dapur umum ini selesai maksimal Juli 2025," ujar Yosye.

Menurutnya, program MBG tidak akan menunggu semua dapur rampung. Begitu satu dapur selesai, program akan langsung dijalankan di sekolah-sekolah yang telah ditunjuk.

Namun, salah satu tantangan utama dalam program ini adalah merangkul UMKM penyedia makanan, seperti katering dan rumah makan, karena masih ada ketidakjelasan terkait kapan program ini akan benar-benar dimulai oleh BGN.

"Kami masih berusaha meyakinkan UMKM agar mau berpartisipasi dalam program ini. Statusnya memang masih menunggu kepastian dari BGN," jelasnya.

Terkait anggaran, BGN telah menetapkan kisaran harga antara Rp15 ribu hingga Rp18 ribu per porsi. Namun, angka finalnya masih dalam tahap revisi.

"Saat simulasi hari ini, kita menggunakan anggaran Rp20 ribu per porsi. Masih jauh dari target yang sebelumnya diusulkan oleh pemerintah pusat, yaitu Rp10 ribu per porsi," tambahnya.

Program makan siang bergizi gratis ini diharapkan dapat segera berjalan setelah pembangunan dapur umum rampung dan mekanisme anggarannya final.(***)

Sumber: Goriau