Aktivitas LGBT di Pekanbaru Makin Mengkhawatirkan, Hubungan LSL Mendominasi Penularan HIV, Ini Kata Pj Walikota
Riau12.com-PEKANBARU - Aktivitas LGBT di Kota Pekanbaru sangat mengkhawatirkan lantaran menjadi faktor meningkatnya kasus HIV/AIDS tahun 2024.
Hubungan seksual sejenis gay atau Lelaki Seks Lelaki (LSL) mendominasi faktor penyebab penularan HIV
Kasus HIV yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru sepanjang tahun 2024 akibat LSL mencapai 219 kasus.
Kondisi ini menjadi sorotan karena dampak LGBT sangat mengerikan terutama adanya hubungan LSL.
Perilaku seks menyimpang ini menjadi satu faktor penularan HIV.
Adanya seks berisiko ini harus dihindari untuk mencegah risiko penularan.
"Penularan paling banyak akibat hubungan LSL, ini sesuai temuan kasus 2024," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Lina Primadesa kepada Tribunpekanbaru.com.
Menurutnya, pada saat ini temuan kasus LSL mencapai ratusan kasus. Ia menyebut bahwa hingga Oktober sudah ada 219 temuan kasus LSL.
Lina menambahkan bahwa ada tiga faktor penularan HIV di Kota Pekanbaru. Ada penularan dari ibu ke anak. Lalu lewat hubungan seksual hingga penularan dalam transfusi darah.
Hal ini selaras dengan pernyataan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan, Ina Agustina, 35 persen infeksi baru ditemukan pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan 28 persen dari pasangan ODHIV.
Sayangnya, hanya 64 persen ODHIV yang menerima terapi antiretroviral (ARV), dan baru 49 persen mencapai supresi viral.
Untuk mengejar target 95-95-95 pada 2030, Kemenkes memprioritaskan inovasi seperti skrining mandiri, pengobatan di hari yang sama (Sameday ART), dan integrasi layanan berbasis komunitas.
Sementara itu kasus HIV di Kota Pekanbaru mengalami tren peningkatan pada tahun 2024. Kondisi Ini terlihat ketika dibanding kasus HIV pada tahun 2023 silam.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, total kasus HIV hingga Oktober 2024 ini sudah mencapai 434 kasus.
Lalu kasus AIDS selama 10 bulan di Kota Pekanbaru sebanyak 130 kasus.
Sedangkan sepanjang tahun 2023 lalu ada 408 kasus HIV. Kasus AIDS sepanjang tahun 2023 lalu sebanyak 165 kasus.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Roni Rakhmat pun angkat bicara soal maraknya LGBT.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota tidak tinggal diam soal maraknya penyimpangan tersebut.
Mereka bakal mengambil beberapa langkah untuk mencegah menyebarnya LGBT di Kota Pekanbaru.
Satu upaya dengan menggelar razia terhadap kos-kosan yang diduga terhadap aktivitas LGBT.
"Kami sudah rapat dengan Kasatpol PP dan OPD terkait, dalam waktu dekat beberapa langkah kita buat, baik razia kos-kosan dan sebagainya," tegasnya kepada Tribunpekanbaru.com.
Menurutnya, pemerintah kota juga menyasar sekolah dengan menggelar sosialisasi.
Mereka menggelar sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada para pelajar tentang bahaya dan dampak LGBT.
"Kita sosialisasi di dunia pendidikan, juga kita lakukan kerjasama dengan dinas pendidikan provinsi untuk SMA SMK," ulasnya.
Dirinya menyebut bahwa pemerintah kota bakal menggandeng MUI agar mengajak para pendakwah. Mereka bisa menyampaikan tausiyah tentang pentingnya menjaga generasi muda dari dampak LGBT.
"Ini pelan tapi pasti, harus ada upaya mencegah penyebaran LGBT di lingkungan kita," ajaknya.
Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat penularan kasus HIV di Kota Pekanbaru paling banyak akibat hubungan homoseksual.
Pasangan gay atau LSL mendominasi pengidap HIV.
Prilaku seks menyimpang ini menjadi satu faktor penularan HIV.
Adanya seks beresiko ini harus dihindari untuk mencegah resiko penularan.
Kasus HIV di Kota Pekanbaru mengalami tren peningkatan pada tahun 2024.
Kondisi Ini terlihat ketika dibanding kasus HIV pada tahun 2023 silam.
Total kasus HIV hingga Oktober 2024 ini sudah mencapai 434 kasus.
Lalu kasus AIDS selama sepuluh bulan di Kota Pekanbaru sebanyak 130 kasus.
Sedangkan sepanjang tahun 2023 lalu ada 408 kasus HIV.
Kasus AIDS sepanjang tahun 2023 lalu sebanyak 165 kasus.(***)
Sumber: Tribunpekanbaru
Komentar Anda :