Hingga Pertengahan November 2024, Kasus DBD di Pekanbaru Telah Capai 459, Dua Orang Meninggal
PEKANBARU -Riau12.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru sejak Januari-hingga pertengahan November 2024 sudah mencapai 459 kasus dan dua korban meninggal. Ada kemungkinan kasus DBD masih bisa saja bertambah hingga akhir tahun ini.
Kondisi cuaca yang berubah-ubah membuat perkembangan nyamuk Aedes agypti muncul di sekitar rumah. Warga Kota Pekanbaru harus diminta mewaspadai DBD dengan kondisi ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menyebutkan bahwa tim Diskes di lapangan siap menindaklanjuti kasus DBD yang ada.
”Jadi kami meyakinkan bakal menjalankan SOP dalam penanganan DBD,” terangnya, Senin (18/11).
Ia menjelaskan, DBD ini seiring banyaknya berkembang biak nyamuk Aedes aegypti di masa peralihan cuaca. Kondisi ini membuat nyamuk penyebab DBD pun jadi mudah berkembang biak.
”Kondisi saat ini membuat nyamuk jadi mudah untuk berkembang biak. Bila tidak kita cegah perkembangannya, tentu nyamuknya bertambah,” ujarnya.
Ia katakan, warga bisa mengendalikan perkembangan nyamuk dengan menerapkan 3M plus. Mereka pun bisa memutus rantai penyebaran nyamuk.
Caranya dengan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menguras bak air hingga menaburkan bubuk abate di penampungan air. Mereka bisa melakukan langkah pencegahan ini di lingkungannya.
”Apabila diperlukan, kita lakukan fogging atau pengasapan di lingkungan rumah,” jelasnya.
Ingot menilai mencegah penyebaran DBD bukan tugas dari dinas kesehatan saja. Warga juga bisa menjaga lingkungan sendiri dengan memastikan kondisi rumah yang bersih.
Pihaknya sudah melakukan tugas dengan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Mereka juga siap menindaklanjuti dengan memberikan layanan kesehatan kepada pasien DBD.
Ditambahkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Pekanbaru, Lina Primadesa SFarm APT menyebut ratusan kasus DBD tersebut terjadi sejak Januari- November 2024. Di mana korban meninggal ada dua orang yang masih anak-anak berumur sekitar 10 tahun. ”Total kasusnya (DBD, red) sebanyak 459 kasus,” ujar Lina, Selasa (19/11).
Dirinya menambahkan lagi, Dinas kesehatan dan puskesmas sudah melakukan langkah-langka pencegahan dan penanggulangan yang terbaik. Di antaranya, penyebarluasan informasi kesehatan terkait upaya pencegahan DBD kepada masyarakat.
”Juga kegiatan penyelidikan epidemiologi di rumah kasus dan di lingkungan kasus. Ini untuk memastikan telah terjadi proses penularan DBD di lingkungan rumah penderita,” sambungnya.
Selain itu juga ada pemberian bubuk Abate oleh petugas puskesmas dan kader kesehatan setempat. Termasuk Kegiatan pengasapan /fogging dengan radius 200 meter dari rumah kasus, didalam dan diluar rumah. Dan dilakukan ulangan pada hari ke 7, untuk memastikan nyamuk penular DBD sudah dibasmi dan menghentikan penularan ke masyarakat disekitar.(***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :