Disdalduk KB Pekanbaru Sebut Lajunya Pertumbuhan Penduduk Akibat Migrasi
Rabu, 10-10-2018 - 07:45:12 WIB
Riau12.com, PEKANBARU-Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru Muhammad Amin menyatakan, tingginya arus migrasi menjadi penyebab utama lajunya pertumbuhan penduduk sejak beberapa tahun terakhir.
"Jadi bukan karena angka kelahiran tinggi, tapi karena banyak orang pindah atau migrasi ke Pekanbaru. Terhitung Januari 2018, laju pertumbuhan penduduk ini masih tinggi mencapai 0,69 persen," ungkapnya, saat diskusi bersama awak media yang tergabung dalam Forum Pewarta Pekanbaru, di ruang kerjanya, Selasa (9/10/2018) siang.
Sejauh ini, kata dia, kesadaran masyarakat Pekanbaru untuk ber KB cukup baik. "Tapi itu tadi, pertumbuhan penduduk tetap tinggi karena migrasi," ujarnya.
Menurut Amin, pesatnya pembangunan di Pekanbaru di berbagai sektor, semakin menarik minat warga dari luar untuk datang dan kemudian menetap di Pekanbaru.
"Seiring semakin banyaknya operasional kegiatan jasa dan niaga yang berkembang pesat, diperkirakan jumlah penduduk yang datang ke Kota Pekanbaru pada waktu mendatang akan lebih banyak atau terus meningkat," sebut dia.
"Sekarang, tingginya angka migrasi ini bisa kita buktikan dengan pesatnya pembangunan kawasan perumahan. Itu karena warga pendatang banyak mencari perumahah karena ingin menetap di Pekanbaru," ulas mantan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru ini.
Sementara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dari angka kelahiran, terang Amin, Disdalduk KB terus meningkatkan jumlah peserta pengguna alat kontrasepsi, mengurangi metode kontrapsi jangka pendek dan mengarahkan ke metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan dan spiral.
"Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Disdalduk KB terus berkomitmen mendukung gerakan KB dan peningkatan kualitas keluarga di kota ini," ucapnya.
Lebih jauh disampaikan Amin, berbagai upaya terus dilakukan pihaknya guna menekan laju pertumbuhan penduduk, seperti sosialisasi usia menikah minimal 21 bagi perempuan serta 25 tahun bagi laki-laki.
"Kalau anak banyak tapi pendapatan pas-pasan, itu yang bermasalah," tegas dia.
Untuk itu, Amin menyarankan para keluarga untuk memiliki anak kedua dengan jeda tiga sampai lima tahun setelah kelahiran anak pertama. Dia juga mengingatkan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
"Ini perlu penguatan sinergitas seluruh stakeholder untuk mewujudkan keluarga berencana dan keluarga yang kecil, harmonis dan berkualitas," tutupnya.(r12)
Komentar Anda :